Binjai,
Agaranews.com
Ateng berkutat dengan popok bekas di Binjai. Pada tempat lain, Petinggi sibuk membahas upaya Adaptasi, dan Mistigasi perubahan iklim. Indonesia turut penyuplai emisi gas rumah kaca. Perlu aksi-aksi, dan tindakan nyata. Ateng bertindak nyata, kelola limbah tak berguna jadi bernilai Rupiah.
Awak media datang ke rumahnya di jl. Gunung Jaya Wijaya, Binjai Selatan, Sumatera Utara. Antusias bertindak kreatif ada padanya. Ateng berkata :”Awal
nya saya tertarik olah popok bekas bayi ngompol, karna cinta lingkungan hidup”. “Secara otodidak, saya gali cara olah popok jadi barang-barang berguna, dan bernilai jual”, imbuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Musim pandemi Covid-19 ini banyak orang cari pot tanaman. Saya pun olah popok jadi pot cantik!”,ujarnya lagi. “Harga bersaing. Seputar Rp.30.000 hingga Rp.200.000 per pot”, jelasnya.
Musim pandemi menurunkan aktivitas dibanyak bidang. Begitu pula dengan bisnis kreatif Ateng. Harapannya, kiranya Pemko Binjai, dan Kementerian terkait segera membantunya dalam 3 hal. (1).Teknologi Tepat Guna alat semprot semen, & cat.
(2).Pendanaan
(3).Pemasaran, dan Promosi secara lokal, dan global.
“Memang pernah Pemko membantu, tapi saat ini tidak ada lagi bantuannya”, pungkas Ateng sambil menutup pembicaraannya.
(Reporter :Lince Regar).