Bitcoin Melonjak Pasca Pemangkasan Suku Bunga AS, Bagaimana Dampaknya ke Pasar Kripto?

ABDIANTAH,SST

- Redaksi

Selasa, 24 September 2024 - 16:48 WIB

5011 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga Bitcoin melonjak ke angka US$62.000 atau sekitar Rp954 juta setelah Federal Reserve AS (The Fed) secara mengejutkan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada Kamis (19/9). Langkah ini menandai pemangkasan suku bunga pertama dalam empat tahun, yang dilakukan untuk meredam dampak inflasi dan menstimulasi perekonomian.

Pemangkasan suku bunga acuan ini disambut positif oleh pasar, baik saham maupun kripto, yang mengalami kenaikan langsung setelah keputusan diumumkan. Ekuitas AS naik dengan indeks Nasdaq dan S&P 500 mencatat kenaikan antara 0,6%-0,8%, sementara Bitcoin mengalami lonjakan lebih dari 2% ke US$62.000.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, memberikan pandangan bahwa keputusan The Fed yang memangkas suku bunga memberikan angin segar bagi pasar aset kripto. Menurutnya, “Pemangkasan suku bunga oleh The Fed memunculkan harapan bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar akan mendorong lebih banyak investasi ke aset berisiko, termasuk kripto. Dengan suku bunga yang lebih rendah, investor cenderung mencari alternatif yang lebih menguntungkan seperti Bitcoin untuk melindungi nilai aset mereka.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Fyqieh juga menambahkan bahwa volatilitas yang dialami Bitcoin pasca pengumuman The Fed adalah wajar, karena para pelaku pasar juga melakukan aksi ambil untung, untuk menutup kerugian investasi mereka sebelumnya. “Pergerakan harga Bitcoin yang melonjak hingga 3% setelah keputusan suku bunga ini mencerminkan sentimen positif investor terhadap kebijakan tersebut. Namun, koreksi yang terjadi kemudian menunjukkan bahwa pasar masih mencari stabilitas di tengah ketidakpastian yang ada.”

Dampak Pemangkasan Suku Bunga Terhadap Pasar Kripto

Pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh The Fed meningkatkan ekspektasi bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar akan berlanjut hingga akhir tahun. Proyeksi Fed menunjukkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut sebesar 50 basis poin selama dua pertemuan FOMC berikutnya. Ini memberi sinyal kuat bahwa likuiditas di pasar akan meningkat, yang biasanya mendorong harga aset berisiko seperti saham dan kripto.

Fyqieh mengatakan ada pandangan lebih skeptic dari dampak penurunan suku bunga AS. Dia memperingatkan bahwa pemangkasan suku bunga ada kemungkinan dapat mengganggu pasar secara global, terutama terkait dengan penyusutan selisih suku bunga antara dolar AS dan yen Jepang. Hal ini dapat memicu aksi jual besar-besaran di pasar derivatif berbasis yen yang berdampak langsung pada pasar kripto.

Namun, tambah Fyqieh pandangan ini ditentang karena melihat bahwa kebijakan The Fed membuka jalan bagi reli pasar kripto. Sentimen positif di kalangan pelaku pasar jelas terlihat pada kenaikan saham-saham terkait kripto, seperti MicroStrategy yang naik 3,77% dan Coinbase yang naik 2,1%. Investor kripto, yang kerap mencari perlindungan dari ketidakpastian ekonomi, melihat langkah The Fed sebagai kesempatan untuk memperluas portofolio mereka di aset digital.

Prospek ke Depan

Dengan keputusan The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter, sentimen di pasar kripto tampaknya akan tetap positif dalam waktu dekat. Namun, pasar juga menunggu data ekonomi Amerika Serikat, seperti Personal Consumption Expenditures (PCE) yang bisa menjadi penentu arah kebijakan selanjutnya.

“Bitcoin memang akan naik, tetapi tidak akan langsung melonjak drastis seperti ‘God Candle.’ Masih ada kemungkinan penurunan atau fluktuasi di beberapa momen sebelum tren bullish berlanjut. Para investor kini fokus pada rilis data PCE pada 27 September untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi inflasi di AS,” analisa Fyqieh.

Data PCE akan menjadi indikator penting bagi The Fed dalam menentukan kebijakan moneter ke depan, yang berpotensi memengaruhi pergerakan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya. Jika inflasi menunjukkan penurunan, ada kemungkinan The Fed akan melanjutkan kebijakan pelonggaran yang dapat memperkuat sentimen positif di pasar kripto. Sebaliknya, jika inflasi masih tinggi, volatilitas bisa meningkat dan memicu aksi jual di pasar.

Fyqieh menekankan pentingnya kehati-hatian dalam mengambil posisi di pasar kripto saat ini. “Meskipun momentum positif saat ini terlihat menjanjikan, volatilitas pasar kripto tetap tinggi, terutama dengan ketidakpastian global yang ada. Investor perlu melakukan uji tuntas dan mempertimbangkan potensi risiko sebelum melakukan transaksi lebih lanjut.”

Ke depan, pasar kripto diperkirakan akan bergerak fluktuatif dalam beberapa bulan mendatang, dengan Bitcoin diprediksi dapat mengalami perubahan harga antara 2%-3% akibat kebijakan yang diterapkan oleh The Fed.

Pemangkasan suku bunga oleh The Fed telah memberikan dorongan positif pada pasar kripto, terutama Bitcoin, yang naik signifikan setelah pengumuman tersebut. Namun, dengan ketidakpastian yang masih melingkupi kebijakan moneter global, investor diimbau untuk tetap berhati-hati dalam mengambil langkah. Kombinasi kebijakan moneter yang lebih longgar dan ketidakpastian global akan terus membentuk dinamika pasar kripto dalam beberapa waktu ke depan.

Tentang  Tokocrypto

Didirikan pada 2018, Tokocrypto adalah pedagang aset kripto No. 1 di Indonesia dengan lebih dari empat juta pengguna dan nilai rata-rata transaksi harian mencapai US$30 juta, serta mendapatkan dukungan penuh dari Binance, platform global exchange No.1 di dunia.

Tokocrypto bertujuan untuk menjadi bursa aset digital terkemuka di Asia Tenggara dengan menyediakan platform yang mudah, sederhana, instan, dan aman bagi pelanggan untuk bertransaksi dengan percaya diri. Informasi lebih lanjut, kunjungi: www.tokocrypto.com.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Rayakan HUT ke-10, WSBP Apresiasi Rekanan dan Pelanggan, Wujudkan Kolaborasi untuk Keberlanjutan
Panduan Praktis Bagi Bisnis untuk Memahami Kepatuhan ESG di Indonesia
Memahami Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia: Panduan untuk Bisnis
Bagaimana Startup Dapat Berhasil di Pasar Kompetitif Indonesia
Analisa Dampak Perang Timur Tengah pada Kurs Bitcoin: Saatnya Beli atau Tunggu?
Rekor Penarikan Dana Harian Terbesar dari ETF Ethereum Fidelity Sejak Peluncuran, Apa Artinya?
BINUS @Alam Sutera Hadir di Mall Alam Sutera dengan Fasilitas Terbaru untuk Para Gen Z
BINUS UNIVERSITY dan Universitas Padjadjaran Buka Dua Program Studi S1 Gelar Ganda Bidang Perikanan dan Ilmu Kelautan Pertama di Indonesia

Berita Terkait

Minggu, 13 Oktober 2024 - 00:26 WIB

Warga Aifat Antusias Sambut Habema Serahkan Bantuan KASAD

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 23:55 WIB

Sinergitas Babinsa Dan Perangkat Desa Ngemplak

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 23:50 WIB

Satgas Pamtas Yonzipur 5/ABW Membangun Ketahanan Pangan Dengan Manfaatkan Lahan di Pekarangan

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 23:48 WIB

Sinergi TNI-Polri di Rembug Stunting: Langkah Nyata Wujudkan Generasi Sehat di Kecamatan Pule

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 23:44 WIB

Posko Pemenangan Pasukan Aci Suwondo Diresmikan

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 23:42 WIB

Turut Berbelasungkawa, Asri Ludin Tambunan Melayat ke Rumah Duka Almarhumah Samini

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 23:38 WIB

Polres Tanah Karo Jelang Pilkada Siap Berikan Pengamanan Maksimal Dalam Pelaksanaan Pilkada 2024 di Kabupaten Karo

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 23:33 WIB

Polsek Tanah Jawa Gelar Patroli Blue Light Antisipasi Balap Liar dan Gangguan Kamtibmas

Berita Terbaru

Ilustrasi Foto Gajahlah Way Kambas, LindungiHutan (Sumber: VRITIMES.com)

EKONOMI DAN BISNIS

Proyek Gajahlah Way Kambas : LindungiHutan Angkat Isu Gajah Sumatera

Minggu, 13 Okt 2024 - 00:46 WIB

HEADLINE

Warga Aifat Antusias Sambut Habema Serahkan Bantuan KASAD

Minggu, 13 Okt 2024 - 00:26 WIB

HEADLINE

Sinergitas Babinsa Dan Perangkat Desa Ngemplak

Sabtu, 12 Okt 2024 - 23:55 WIB