Tanah Karo. Agaranews.com – Air merupakan sumber kehidupan,kebutuhan vital bagi manusia,untuk itu Pemerintah Pusat memprogramkan dan memerintahkan Pemerintah Daerah,agar air mengalir hingga ke Pedesaan.
Kini…setiap Desa sudah menjalankan program tersebut,dengan membuat sumur – sumur bor sampai kepelosok kampung,masyarakat desapun telah menikmati air bersih hingga kerumah mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun tidak demikian dengan Kota Kabanjahe, yang notabenenya adalah Ibukota Kabupaten Karo,sebagai Ibukota Kabupaten seharusnya masyarakat lebih merasakan program yang dicanangkan pemerintah ” Air Mengalir Sampai Jauh “,tapi buktinya kami minum beli air mineral,untuk mandi beli dari Door Smeer,karena air PDAM lebih sering mati daripada hidupnya,ujar Muhtar warga Kel.Kampung Dalam kepada awak media agaranews, ini, Rabu 29 April 2020.
Hampir senada Jakup Sembiring juga mengatakan, rekening air ditagih setiap bulan, kalau tidak dibayar petugasnya marah-marah, padahal kalau kita bayar,kita itu membayar rekeking angin,karena hanya angin yang kita terima,airnya gak ada,jadi mau bayar apa,…? Katanya seakan bertanya.
Jakup menambahkan, setiap bulan untuk kebutuhan rumah tangga kita membeli air dari Door Smeer itu lebih dari rp 300.000, kalau situasi sulit begini,kita gak bisa beli air karena gak ada lagi uang,jualan juga gak laku,darimana bisa beli air,terpaksa sekarang untuk mencuci pakaian dan mandi kami mencari sungai terdekat ,karena kami masih mempunyai baby,jadi setiap hari harus mencuci pakaian, kalau untuk minum kami membeli air galon/mineral,ujarnya lagi.
Para pejabat hanya janji-janji manis disaat kampanye,ini buktinya Bupati sekarang,Pak Terkelin Brahmana,dulu juga janji akan menyelesaikan persoalan air di Kabanjahe,tapi sampai sekarang sudah mau berakhir masa jabatannya,janji hanya tinggal janji,air tetap menjadi persoalan clasik,bagi warga Kabanjahe,tambah Muhtar lagi
Pada Pilkada mendatang,kalau tidak diundur akan dilaksanakan tahun 2020 ini,hati-hatilah kita dalam memilih Kepala Daerah,kalau perlu kita harus buat teken kontrak dengan para calon Bupati,kalau dia berani teken kontrak dapat meyelesaikan persoalan air di Kabanjahe ini,dalam 6 bulan masa jabatannya,dialah kita pilih,timpal citra,seorang ibu rumah tangga warga Jl.Veteran Kabanjahe.
Pantauan awak media ini dilapangan,warga sudah lama resah bahkan marah dan kecewa atas kinerja para pejabat yang seakan buta dan tuli akan keluhan warganya,bagaimana tidak,mulai anak-anak hingga orang tua,telah mengeluh ketiadaan air di Kabanjahe ini,tapi pemerintahnya tetap tak bergeming,kalau ditanya Bupati,jawabannya hanya nanti kita selesaikan,atau akan kita ganti Dirutnya supaya bagus,tapi lagi-lagi Kabanjahe tetap kekeringan.reporter.
Lia Hambali