Kotamobagu/Sulut, AgaraNews. Com // Memperingati Jum’at Agung, Ibadah pada tanggal 29/03/2024 jemaat Gereja Bukit Sion Perbinda Emas Kotamobagu Provinsi Sulawesi Utara berjalan penuh Hikmah dan Aman Kondusif, jemaat yang mengikuti ibadah hampir semua berpakaian warna hitam menandakan bahwa jemaat turut merasakan Penderitaan Yesus Mati di Kayu Salib demi menebus dosa – dosa manusia.
Selain ibadah Jumat Agung, jemaat Gereja Bukit Sion sekaligus mengadakan Peneguhan Sidi bagi pemuda-pemudi serta langsung Prosesi Perjamuan Kudus, ketiga acara yang Sakral tersebut di pimpin ibu Pendeta Femy Vera Keintjem, STh, MTh. Dimana Pemuda- pemudi selama mengikuti dari mulai persiapan sampai acara puncak Peneguhan Sidi jemaat adalah seorang ibu yang tegas dan Familier serta mudah tersenyum.
Ada delapan pemuda-Pemudi yang ikut dalam Acara Peneguhan Sidi jemaat berjumlah delapan orang terdiri dari tiga Pemuda dan lima pemudi yakni :
1. Glent Marisi Yosua Silitonga
2, Naiyla sarah romauli br siahaan
3, Ayenlie mokoginta
4, Lutwika sipradina lahea
5, Destasya valencia Towoliu
6, Bintang Widiani Afrilia sumakul
7, Berland Sebastian moses assa
8, Calvin Imanuel Meruntu
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pdt.Femy Vera Keintjem, STh, MTh, berpesan kepada kedelapan yang menerima Prosesi Peneguhan Sidi, harus belajar dari perbuatan Yesus yang rela mati demi Dosa manusia,
Yesus disiksa dengan cara dicambuk dan diberikan mahkota duri. Setelah itu, tangan dan kaki-Nya dipaku di Kayu Salib.
Ia bahkan dilontari banyak hinaan. Meski begitu, Yesus tetap sabar dan berdoa agar Allah mengampuni semua perbuatan mereka.
Peringatan kematian Kristus ini mengingatkan kita akan dosa manusia yang menyebabkan kematian tersebut. Dilansir dari laman Christianity, Jumat Agung adalah hari berkabung dan refleksi bagi umat Kristiani.
Perayaan Jumat Agung menjadi pengingat terhadap pengorbanan besar yang telah Yesus lakukan untuk seluruh umat manusia. Ini menjadi hari untuk mengingat belas kasih dan cinta Tuhan kepada manusia.
Selain itu, Jumat Agung juga menjadi simbol dari harapan dan awal yang baru. Ini adalah pengingat bahwa bahkan di saat-saat tergelap sekalipun, selalu ada harapan. Kematian Yesus di Kayu Salib bukanlah akhir melainkan awal dari sesuatu yang baru. Melalui kebangkitannya, Yesus mengalahkan kematian dan membuka jalan menuju kehidupan kekal bagi semua orang yang percaya kepada-Nya.
Salah satu Dari delapan orang yang menerima Sakramen Peneguhan Sidi, Glent MY Silitonga Mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yesus yang sudah menuntun dan memberkati kami anak-anak-Nya, sehingga kami delapan orang bisa menerima Peneguhan Sidi saat ini dan berterimakasih pula terhadap ibu Pdt.Femy Vera Keintjem, STh, MTh, juga membimbing kami selama menerima Materi pembelajaran tentang hikmah dari pengorbanan Yesus kepada umat manusia dan ibu pendeta yang baik dan Familier. selama membina Kami, juga kepada orang tua kami juga tidak lupa mengucapkan terimakasih karena juga mendorong dan mensuport untuk ikut Katenisasi sampai bisa sampai menerima Peneguhan Sidi.
Glent Silitonga juga mengucapkan terimakasih kepada Opung saya Irjen.Pol DTM Silitonga, SH.MA (Kapolda NTT) , Amang Boru Glent. Jenderal M.Simanjuntak MSc (KASAD), Lae ku yang baik hati Kombes Pol, J. Sirait SH,SIK (Kapolresta Mdo) yang men Doa kan dan ucapan Bener yang sudah disampaikan dan Glent tidak lupa berterima kasih kepada Saudara yang tidak dapat Glent sebutkan satu persatu semoga Tuhan Yesus membalas kebaikan semua saudara – saudaraku berlipat – lipat kali, tutup Glent kepada awak media ini. ( Lia Hambali)