Agara News (Kutacane) – Ketua Bidang Pembangunan LSM LP3AD Agara Beni mengungkapkan bahwa Oprit atau tanah timbunan yang menghubungkan jembatan yang memiliki panjang bervariasi dengan lebar 5 meter itu terancam mengalami pergeseran jika tidak segera disiring pada kedua sisi badan jalan yang menjadi oprit. Pasalnya PUPR Aceh Tenggara dinilai kurang menganggarkan siring oprit secara keseluruhan. Ada kekhawatiran terkait oprit atau timbunan tanah tidak disiring, bisa terjadi pergerseran konstruksi di oprit yang akan berdampak terhadap mobilitas warga, karena oprit memiliki fungsi menghubungkan beberapa Desa,demikian diungkapkan Beni kepada wartawan AGARA Minggu 26/02/20.
Ketua bidang pembangunan Beni khairul juga menambahkan bahwa Untuk diketahui siring oprit jembatan menjadi sangat penting karena oprit adalah timbunan tanah atau urugan di belakang abutment yang dibuat sepadat mungkin untuk menghindari penurunan. Oprit bisa terdiri atas timbunan pilihan dan timbunan biasa. Dan untuk membuat oprit berdiri kokoh, maka dibuatlah tembok penahan tanah yang berfungsi menjaga stabilitas lereng oprit tersebut jika kondisi oprit jembatan berada pada lokasi berbukit. Perencanaan konstruksi oprit ini sangat perlu diperhatikan agar desain oprit yang dihasilkan nantinya dapat aman dan kuat sesuai dengan umur rencana yang telah ditentukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Beni menambahkan saat terjadi banjir bayak oprit jembatan yang jebol dan masyarakat sangat berharap pihak provinsi bisa membantu pembuatan oprit jembatan tersebut ada beberapa titik di aceh tenggara yang sangat di prioritaskan 1.oprit jembatan pulo enggang kecamatan babusalam 2.abutment dan oprit jembatan lawe harum menghubungkan dengan kecamatan Badar 3.oprit lawe bekung menghubungkan puluhan rumah 4.oprit jembatan Barung menghubungkan kecamatan lawe alas dan tanoh alas 5.oprit jembatan mamas menghubungkan puluhan rumah.(BM)