Tanah Karo, AgaraNews. Com : Permainan tradisional Lato – Lato kembali viral dan semakin viral sejak Presiden RI H Joko Widodo dalam kunjungan ke Subang, sempat menjajal permainan tersebut bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Diketahui lato-lato adalah permainan sederhana yang terbuat dari sepasang bola kecil yang terikat pada seuntai tali. Permainan ini cukup ramai dimainkan oleh anak-anak karena benturannya menimbulkan suara yang unik.
Tapi apabila berlebihan, ditambah dimainkan di waktu dan situasi yang tidak tepat, tentu akan sangat mengganggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sedangkan sisi negatif dari permainan lato-lato, diantaranya adalah dapat menimbulkan tangan bengkak, kepala benjol jika terkena kepala, hingga tak jarang memicu pertikaian antar pemain setelahnya.
Sementara bahaya bisa terjadi jika permainan lato-lato dilakukan oleh anak di usia yang kurang tepat atau meskipun di usia yang tepat tapi dilakukan secara berlebihan. Artinya, anak harus diajarkan bagaimana membagi waktu yang pas saat bermain dan jangan sampai anak melupakan aktivitas atau tugas sehari-harinya, seperti istirahat, ibadah, belajar dan lainnya.
Lalu jangan sampai lato-lato menjadi over stimulus yang tentu akan menjadi tidak baik bagi perkembangan anak.
Secara teoritis, usia yang tepat untuk permainan lato-lato sebaiknya dimainkan pada usia 8 tahun ke atas. Hal ini mengacu pada teori tahap bermain anak menurut Jean Piaget, salah satu tokoh psikologi asal Swiss yang menerangkan bermain berdasarkan usia dan perkembangan kognitif anak.
Sebelum lato-lato ini viral, anak-anak masa sekarang sudah begitu melekat dengan bermain ponsel. Dan hal itu negatif untuk perkembangan anak karena bermain gawai tidak dapat menghadirkan sisi sosial dalam diri anak.
Di sisi aspek sosialnya, bermain game online atau handphone juga kurang, karena anak tidak berinteraksi langsung dengan teman sebayanya. Sehingga anak-anak tidak belajar untuk bersosialisasi serta memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.
Dapat kita sarankan agar anak-anak berusia di bawah lima tahun perlu diawasi orang-tua saat bermain lato-lato. Sebab, anak yang berusia di bawah lima tahun, koordinasi mata dan tangan belum berkembang dengan baik. “Perlu pengawasan orang-tua agar tidak mendatangkan bahaya bagi anak,”
Begitu pula bagi anak yang berusia di atas lima tahun. Juga butuh perhatian orang-tua saat anak bermain lato-lato. Karena bisa saja anak-anak menjadikan lato-lato sebagai alat untuk menyakiti temannya.
Seperti diketahui, lato-lato adalah permainan yang terbuat dari plastik polimer. Permainan tersebut terdiri dari dua bandulan pendulum yang disambungkan oleh seutas tali. Di bagian tengah tali terdapat sebuah cincin yang berfungsi sebagai pegangan untuk menggerakkan kedua bandulan tersebut.
Cara kerja permainan lato-lato adalah dengan membenturkan kedua bandulan tersebut. Sehingga menimbulkan suara konstan yang beruntun. Namun begitu, lato-lato adalah permainan yang berasal dari Argentina. Atau sebagai sebuah senjata paling terkenal yang digunakan oleh pemburu atau gaucho di Amerika Selatan.
Kini permainan lato – lato telah menyebar hingga kepelosok Negeri, dari balita hingga nenek – nenek telah memainkan permainan ini. Namun demikian kita sebagai orang tua tetaplah mengawasi anak – anak kita yang tengah bermain lato – lato karena tidak sedikit juga anak yang telah mengalami cidera akibat bermain lato – lato tanpa pengawasan orang tua. (Lia Hambali)