Aceh Tamiang – Pendidikan merupakan salah satu upaya kita untuk menanggulangi kebodohan dan kemiskinan yang terjadi di negara kita ini terutama di Aceh Tamiang. Sebenarnya pendidikan dapat diperoleh dari mana saja dan kapan saja oleh karena itu sebagai manusia hendaknya kita mau menyadari hal tersebut tidak hanya untuk diri sendiri bahkan pula berpengaruh bagi bangsa dan negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pendidikan terbagi dua yaitu formal dan nonformal. Pendidikan yang formal contohnya seperti SD SMP SMA perguruan tinggi dan lain-lain sebagainya sedangkan pendidikan non formal yaitu seperti kursus atau bimbingan belajar dan lain-lain.
Perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan minimnya nilai-nilai Islam saat ini.
Anak-anak sudah tidak lagi mementingkan membaca Alquran melainkan lebih memilih menonton video dari media sosial atau bermain gadget. Pendidikan agama islam di era globalisasi ini menghadapi berbagai pertama, krisis moral. Krisis moral ini diakibatkan oleh adanya acara acara di media elektronika dan media massa lainnya, menyuguhkan pergaulan bebas,sex bebas, konsumsi alkohol dan narkotika, perselingkuhan, judi online, pornografi dan kekerasan. Hal ini akan berakibat pada perbuatan negative generasi muda seperti tawuran, pemerkosaan, hamil diluar nikah, penjambretan, pembunuhan, malas belajar dan tidak punya integritas dan krisis akhlak. Kedua, krisi kepribadian. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyuguhkan kemudahan, kenikmatan dan kemewahan akan menggoda kepribadian seseorang.
Membawa pengaruh di mana zaman semakin berkembang pesat yang dapat mengubah pola kehidupan manusia bukan hanya dari sisi positif melainkan juga dampak negatif.
Pesatnya perkembangan ilmu teknologi berpengaruh terhadap minimnya nilai pendidikan agama Islam. Padahal pendidikan agama Islam ini bersifat mutlak yang harus dioptimalkan dan ditanamkan sejak dini. Sebagai salah satu bentuk perwujudan untuk meningkatkan pendidikan agama Islam adalah dengan didirikannya madrasah Diniyah takmiliyah awwaliyah Nurhasanah desa Tanah Terban Kec karang baru kab Aceh Tamiang.
Didirikannya madrasah Diniyah takmiliyah awaliyah Nurhasanah ini bertujuan untuk mewujudkan pembentukan karakter siswa. Untuk membentuk karakter kejujuran siswa, madrasah ini menerapkan sistem koperasi ambil bayar. Dimana siswa yang ingin membeli barang atau makanan pada koperasi tersebut mengambil dan membayar tanpa pengawasan. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan dalam aspek keagamaan sebagai sarana transformasi norma seperti nilai moral yang berperan dalam mengendalikan perilaku sehingga tercipta kepribadian manusia yang berakhlak mulia.
Akhlak atau karakter dalam Islam adalah sasaran utama dalam pendidikan hal ini dapat dilihat dari beberapa hadis nabi yang menjelaskan tentang keutamaan pendidikan akhlak salah satunya ajarilah anak-anakmu kebaikan dan didiklah mereka.
Selain itu tujuan utama diutusnya nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Prinsip akhlak menegaskan bahwa fitrah jiwa manusia terdiri dari potensi nafsu yang baik dan potensi nafsu yang buruk. Dengan adanya pendidikan agama Islam manusia dapat berlatih untuk mampu mengontrol kecenderungan perbuatannya ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu Islam selalu mengutamakan proses pendidikan sebagai pembentukan akhlak kepada anak. Islam selalu memposisikan pembentukan akhlak pada pilar utama tujuan pendidikan.
Di madrasah ini proses belajar mengajar yang diharapkan di dalam pendidikan akhlak adalah lebih kepada mendidik bukan mengajar mendidik berarti proses pembelajaran lebih diarahkan kepada bimbingan dan nasihat membimbing dan menasihati berarti mengarahkan peserta didik terhadap pembelajaran nilai-nilai sebagai teladan dalam kehidupan nyata jadi bukan sekedar menyampaikan yang bersifat pengetahuan saja.
Dalam madrasah ini anak-anak diajarkan untuk lebih memahami fiqih akhlak tauhid dan ilmu agama lainnya pentingnya pendidikan karakter pada anak dilakukan sejak dini, karena karakter seseorang muncul dari sebuah kebiasaan yang berulang-ulang dalam waktu yang lama serta adanya teladan dari lingkungan sekitar. Pembiasaan itu dapat dilakukan salah satunya dari kebiasaan prilaku keberagamaan anak dengan dukungan lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga. Sedangkan upaya yang dapat dilakukan sekolah dalam memak-simalkan pembelajaran PAI di sekolah di antaranya:
1) dibutuhkan guru yang profesional dalam arti mempuni dalam keilmuannya, berakhlak dan mampu menjadi teladan bagi siswanya.
2) pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas tetapi ditambah dengan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang dilaksanakan dengan serius sebagai bagian pembelajaran.
3) mewajibkan siswa melaksanakan ibadah-ibadah tertentu di sekolah dengan bimbingan guru (misalnya rutin melaksanakan salat zduhur berjamaah).
4) menyediakan tempat ibadah yang layak bagi kegiatan keagamaan.
5) membiasakan akhlak yang baik di lingkungan sekolah dan dilakukan oleh seluruh komunitas sekolah (misal program salam, sapa, dan senyum).
6) hendaknya semua guru dapat mengimplementasikan pendidikan agama dalam keseluruhan materi yang diajarkan sebagai wujud pendidikan karakter secara menyeluruh.
Jika beberapa hal tersebut dapat terlaksana niscaya tujuan pendidikan nasional dalam menciptakan anak didik yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dapat tercapai.