BANDA ACEH, AGARANEWS – Pasca perdamaian Aceh dan diakhiri dengan penandatanganan nota kesepahaman atau yang sering disebut dengan Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki pada tanggal 15 Agustus 2005 yang lalu, organisasi kepemudaan Pemuda Cinta Aceh (PCA) berinisiatif mengadakan Diskusi Keacehan yang bertema “Ada Apa dengan MoU Helsinki”, di Gedung Kesbangpol Provinsi Aceh pada tanggal 08 Maret 2020.
Salah satu alasan PCA menggandeng konsep “Diskusi Keacehan” dengan mengundang berbagai tokoh, adalah untuk bisa saling berbagi ilmu serta pendapat, baik itu untuk kalangan masyarakat Aceh maupun para generasi muda Aceh melalui sebuah forum diskusi yang dinilai bisa menjadi salah satu jalan keluar dari segala permasalahan pasca perdamaian Aceh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Diskusi Keacehan ini kami konsepkan dengan tema yang istimewa. Yang dimana perdamaian Aceh melahirkan nota kesepahaman yang disebut dengan MoU Helsinki sehingga kami berinisiatif untuk membahas hal tersebut. Apalagi ada hal-hal yang belum terealisasikan dalam butir-butir perjanjian yang tertuang dalam MoU Helsinki, oleh karena itu kami akan kembali membahas hal tersebut dalam forum diskusi”, ujar Ketua Umum Dewan Pimpinan PCA, Sulthan Alfaraby, Sabtu (07/03/2020).
Pembicara yang akan berhadir dalam kegiatan ini antara lain Tgk. Sufaini Usman Syekhy (Pimpinan Presidium GAM Independen), Tgk. H. Muhammad Yunus Yusuf (Ketua Komisi I DPR Aceh), H. Karimun Usman (Tokoh Aceh, Nurzahri, S.T. (Mantan Ketua Komisi II DPR Aceh) dan Basri Effendi, S.H., M.H., MKn (Akademisi Universitas Syiah Kuala) yang akan dikawal oleh seorang Moderator yaitu Samsul Bahri, M.Si yang juga menjabat sebagai Direktur Lembaga Kajian Strategis dan Kebijakan Publik Aceh (Lemkaspa).
PCA juga mengatakan bahwa diskusi merupakan nafas perjuangan yang harus dihidupkan dan dirawat oleh generasi muda Aceh. PCA berharap kedepannya akan banyak agenda diskusi yang siap difasilitasi oleh PCA demi kemajuan Aceh kedepannya.
“Kami menginginkan diskusi menjadi salah satu tonggak perjuangan para generasi muda. Karena dengan adanya diskusi, segala permasalahan di Aceh Insya Allah akan ada jalan keluar. Apalagi, generasi muda Aceh juga mempunyai semangat besar untuk itu, saya yakin. Apalagi, perjuangan Aceh belum selesai! Ada banyak hal yang harus kita benahi demi terwujudnya kesejahteraan Aceh kedepannya”, harapnya. (RED)