GAYO LUES, AGARANEWS – Sampai saat ini untuk proses penyulingan, petani Sere Wangi di Kabupaten Gayo Lues masih menggunakan bahan bakar kayu, dampaknya hutan mengalami penggundulan. Selain itu bahan kayu bakar sulit didapat di sekitar perkebunan.
Untuk menghindari bahan bakar kayu petani sere wangi berharap ada bahan bakar alternatif untuk pengukusan sere wangi, bahan alternatif yang dimaksudkan sebagai pengganti kayu.
Saat ini sedikitnya sekali dalam penyulingan sere wangi 1 Ha sere wangi, petani bisa menghabiskan 1 Batang kayu pinus maupun kayu hutan. Sementara di Kabupaten Gayo Lues luas lahan sere ada sekitar 32.000 hektar dalam setahun petani sere wangi bisa mengukus 3 kali.
Kelangkaan bahan bakar mengakibatkan produksi sere menurun dengan harga yang tidak setabil dan cenderung turun petani juga akan merugi karena biaya opresaional dengan hasil yang tidak seimbang. Untuk itu petani sere wangi berharap ada bahan alternatif yang bisa menyelamatkan hutan dan petani sere wangi
Wakil Bupati Gayo Lues H. Said Sani menyebutkan Kamis, (16/01/2020), untuk bahan bakar alternatif pihaknya sedang berupaya mencari berbagai alternatif baik dari beriket batu bara, maupun cangkang sawit dan kembiri.
Selain itu Pemkab Gayo Lues menunggu hasil penelitian dari Fakultas Teknik USU yang saat ini mereka sedang membuat suatu penelitian penggunaan bahan bakar dari briket batubara dan biomasa seperti cangkang sawit dan cangkang kembiri. Selain Brikat USU juga meneliti penggunaan gas LPG, hasil penelitian nanti akan diaplikasikan ke Kabupaten Gayo Lues jelas Wakil Bupati Gayo Lues H. Said Sani. (ABDIANSYAH)