Aceh Tenggara Agara News.Com
Banjir bandang yang melanda empat Kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara ( Agara) yang terjadi pada Selasa malam 4 Desember 2022 menyisakan tumpukan meterial bebatuan yang di sertai lumpur di pekarangan dan rumah warga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam Hal ini, Selain lumpur, tumpukan potongan kayu gelondongan berdiameter kecil dan besar nyaris menghantam rumah warga dan bahkan beberapa saat sempat menutup ruas jalan nasional Kutacane – Medan tepatnya di Desa Kuning Satu Kecamatan Bambel.
Oleh hal ini, Meski jalan – lintas Kutacane – Medan saat ini sudah kembali normal, namun potongan kayu gelondongan yang bergelimpangan sepanjang jalan dan jalur sungai Lawe Kinge ( Lawe Tuban) menyisakan sejumlah pertanyaan di benak sejumlah warga dan aktivis pemerhati atau pegiat lingkungan di Kabupaten ini.
Kepada Media ini, aktivis Pegiat lingkungan Yashut menyebutkan indikasi perambahan hutan dan pembalakan hutan secara liar jelas terjadi di kawasan hutan lindung Serbolangit, hal ini PT terlihat sejumlah gelondongan kayu berukuran besar sisa potongan mesin sangat tampak jelas ada oknum yang melakukan penebangan kayu di wilayah tersebut .
” Tata kelola kehutanan yang tidak baik dimana gelondongan kayu yg ada di area terdampak banjir mengindikasikan telah terjadi perambahan hutan dan pembalakan liar”, ungkap Yashut.
Atas kejadian ini, Yashut meminta kepada pihak terkait agar pemberian izin ( Hutan Kemasyarakatan (HKM ) perlu dilakukan evaluasi oleh Balai Perhutanan Sosial Kemitraan Lingkungan (BPSKL) wilayah Sumatra .
Selai itu Yashut juga menilai penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana kehutanan yang masih belum menampakkan efek jera sehingga perambahan hutan masih tetap saja terjdi.
” Saya berharap pembalakan liar dan perambahan dikawasan hutan lindung serbolangit yang menjadi kewenanganKesatuan Pemangku Hutan ( KPH) wilayah VI Subulussalam segera melakukan penertiban”, sebut Yashut kepada Media ini Kamis 6 Desember 2022 di kediamannya.
Liputan Salihan Beruh