Aneh Tapi Nyata : Yang Benar Di Penjara Yang Salah Tertawa

Empat Lawang, AgaraNews.com // Judul di atas tak asing lagi bagi penggemar musik dangdut berjudul ” NARAPIDANA ” yang di lantunkan oleh Bang .H. Rhoma Irama. Hal ini dialami oleh keluarga bapak Arpan  ( 64 ) yang mana pada tanggal 13 Agustus lalu putra semata wayang beliau An ( 22 ) dianiaya oleh keponakan dan juga teman akrabnya Ag ( 23 ). Peristiwa tersebut terjadi pada hari Sabtu 24/09 kurang lebih pukul 17.45. Wib.

An dan Ag adalah paman dan keponakan, pada hari itu mereka sedang menghadiri acara resepsi pernikahan salah satu warga Desa Simpang Perigi. Dikala itu An berbisik dan bergurau kepada Ag ” Hebat nian kauni Ag, kabar- kabarnya la sering memukul dan membully rekan-rekanmu tapi jangan kau lakukan terhadap aku dan aku tidak akan mau kau bikin seperti itu ” Ag pun menanggapi dengan emosi namun tak terjadi perkelahian karena dipisah dan di lerai rekan mereka.

Sepulang dari acara pesta Ag menawarkan kepada An untuk melanjutkan acara pesta di Desa Muara Langkap, Kecamatan Bermani Ilir, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, sehubungan cekcok mulut sudah dirasa selesai dan mereka sudah berteman kembali. An pun mengikuti tawaran Ag untuk ke Muara Langkap, namun setelah tiba ditempat sepi Ag memberhentikan sepeda motornya dan turun langsung memukuli wajah An lalu An pun bertanya kepada Ag, ” ada apa ini ” secara berulang – ulang sambil mundur dan akhirnya jatuh Tertelentang masuk ke salam siring/parit dan saat itu pula Ag leluasa membabi buta memukuli An disertai menggunakan sajam jenis pisau ketubuh dan kemuka An.

Tak lama kemudian ada sebuah kendaraan roda empat melintas di TKP namun si pengendara takut untuk berhenti karena dia berpikir itu sekedar modus orang untuk melakukan penodongan, lalu Ia memutuskan untuk tidak berhenti, dan setiba dipinggiran Cek Dam si sopir memberi tahu kepada warga yang ada di sana Kw ( 50 ) bahwa ada orang berkelahi dan pakai sajam nanti terjadi hal yang tak di inginkan, dan Kw pun bergegas ke TKP dan setiba TPK Kw pun melihat Ag sedang mengarahkan pisau miliknya ke arah tubuh korban sembari berkata ” mati kau saat ini ” secara berulang – ulang dan Kw pun mencoba melerai namun Ag malah berbalik mau menyerang Kw pakai sajam.

Selang beberapa menit ada sepeda motor melintas dan di kendarai Nv ( warga Desa Kunduran ) yang merupakan tetangga Desa Simpang Perigi kebetulan Nv sangat kenal dengan Ag, lalu Nv mengatakan ” sudahlah Ag nanti berbahaya apalagi ini mau jelang Maghrib ” kalimat tersebut diucapkan Nv secara berulang – ulang dan tak lama kemudian Ag pun pulang dengan mengendarai sepeda motornya. Atas kejadian itu korban mengalami luka robek di bagian bibir dengan lima jahitan, bola mata kiri membiru dan pipi mengalami bengkak dan luka gores di bagian perut sepanjang lima belas centimeter.

Keluarga korban langsung melaporkan ke pihak yang berwajib pada saat itu juga dan meminta supaya si pelaku diamankan. Dan sudah lebih dari satu bulan belum ada tindakan pihak Kepolisian untuk mengamankan Ag padahal Ag sangat sering berkeliaran di desa setempat. Ketika pihak korban meminta kepada pihak Polsek Ulumusi untuk melakukan penahanan, mereka menjawab bahwa pihak Ag juga melakukan pelaporan ke Polres Empat Lawang dan terjadi Split dengan alasan dia juga mengalami luka bagian tangan dan perut. Aneh memang, kejadian tersebut si korban tidak ada membawa sajam jenis apa pun dan korban tidak sempat lagi melakukan perlawanan tapi kenapa kok bisa si pelaku merekayasa untuk melakukan laporan ke Polres, atas desakan keluarga An diamankan pada 09/09/2022.

Pada hari Senin 19/09/2022, An di panggil atas undangan penyelidikan dari pihak Polres dan langsung di tangani oleh Briptu.Alfajri.S.H. proses penyelidikan berlangsung sembilan jam, dimulai dari pukul 22.30 s/d pukul 21.30 Wib. Pada saat itu korban An didesak oleh penyelidik untuk mengakui semua kronologi secara berulang-ulang bahkan tak sempat diberi waktu bagi korban untuk melaksanakan sholat dan makan. An terkesan di intimidasi oleh pihak Aparat Penegak Hukum, mohon kepada Kapolres Empat Lawang agar dapat menanggapi hal ini, kalau yang benar katanya benar yang salah harus dihukum. ( Amriel Syf)