Belawan, Agara News. Com — Banjir di Belawan semakin besar karena penimbunan Reklamasi yang di lakukan PT Pelindo, untuk pelebaran Pelabuhan BICT Gabion Belawan. Bukan lahan magrove , di Deli Serdang yang dulunya kita ketahui lahan kawasan itu kata warga Belawan saat orasi di Jalan SUMATERA UTARA.
PT. Pelindo I Perluas Dermaga Pelabuhan Belawan, tidak memikirkan imbasnya kedepan, hingga setelah selesai penimbunan Reklamasi, kota belawan terendam seluruh jalan dan rumah maupun peralatan rumah warga hancur kena air pasang.
Jelas seluruh warga mengetahui air pasang masuk ke Kota Belawan akibat PT. Pelindo 1 telah melakukan penimbunan Laut seluas 40×40 hektar dan karena lahan kawasan di seberang pantai belawan beralih menjadi di bendungan tambak ikan, kemudian beralih lahan kelapa sawit.Salah satu contoh : sebuah baskom / ember di isi air penuh,lalu dituang pasir hasilnya, air tersebut meluap, seperti itulah yang terjadi di belawan setelah siap penimbunan Reklamasi pelebaran pelabuhan gabion belawan,bersama Lahan kawasan yang di sebut Lahan Magrove yang di kelolah menjadi Lahan kelapa sawit oleh oknum oknum yang tidak bertanggu jawab dengan cara membendung menjadi Kolam, lama kelamaan menjadi lahan kelapa sawit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Demonnya warga Belawan 27/4/2021 diduga PT Pelindo 1 Belawan Sumatera Utara sangat takut di serang warga.
Selama aksi demo berlangsung, suasana Jalan Sumatera depan persimpangan Bank Mandiri Jalan Sumatera itu menjadi perhatian berbagai pihak yang berada di lokasi tersebut.
Aksi dilakukan dengan berkonvoi membentang spanduk, dengan tertulis masyarakat belawan menekan di spanduk dan mengarungi banjir rob menggunakan sampan, memancing dan membawa ikan dari rumah sebagai bahan alat pancing di aksi tersebut.
Pemerintah Kota Medan dan Pemerintah Deli Serdang Sumut harus segera menangani permasalahan adanya banjir ROB yang selalu mengenai rumah – rumah warga Belawan.Aksi mengelilingi kawasan genangan banjir mulai Jalan Sumatera sampai Jalan Veteran Belawan.
HJ.Irfa Hamidin sebagai tokoh masyarakat, berharap Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat segera mengatasi permasalahan banjir rob yang telah menggenangi seluruh kawasan di Kecamatan Medan Belawan, karena Belawan ini salah satu pintu gerbang Sumatera Utara.Tokoh Masyarakat Belawan, H Irfan Hamidi yang menjadi pimpinan demon turut ikut dalam demo itu, mengatakan Belawan adalah pintu gerbang ekonomi nasional, namun saat ini kondisi Belawan sudah sangat mengkhawatirkan. Sebab, permasalahan banjir rob volumenya semakin tinggi.
“Belawan lama kelamaan kalau begini. tenggelam, jangan biarkan kami terus sengsara. Kami minta pemerintah serius untuk ini, jangan sampai kami terus – terusan begini. Di Belawan banyak perusahaan besar, tapi masalah banjir rob saja tidak bisa diatasi,” teriak masyarakat yang protes
Perencanaan pelebaran pelabuhan Belawan SUMUT, di rencanakan 2011, kenapa para tokoh tokoh masyarakat Belawan yang menghadirkan perencanaan penimbunan Reklamasi pelebaran Pelabuhan Gabion Nelawan diam saja dan tidak memikirkan efek setelah selesai penimbunan.
Menurut beberapa orang warga Belawan, terjadinya banjir menggenang rumah warga akibat Penimbunan REKLAMASI yang di lakukan PT PELINDO 1 Medan yang ada di
belawan,dan lahan kawasan sekeliling belawan yang di sebut lahan magrove.berali menjadi lahan kelapa sawit Karena tidak terurus. Hingga setelah selesai penimbunan Reklamasi air masuk kedaratan yang rendah seperti Kecamatan Medan Belawan, Medan Labuhan, Medan Marelan, dan Medan Deli.
Pembangunan Dermaga BICT direncanakan selesai tahun 2014 dan diproyeksikan kelak mampu menampung kapal generasi III dan IV bermuatan peti kemas berukuran 3.000 hingga 4.000 teus. Dermaga BICT sejak dioperasikan 23 tahun silam, menurut Suratman, memiliki panjang dermaga 500 meter dan hingga saat ini belum pernah diperluas. Sementara pertumbuhan arus bongkar muat peti kemas di pelabuhan terbesar ketiga di Indonesia itu selama tiga tahun terakhir ini meningkat cukup pesat.
(Harianto Siahaan)