Kutacane, agaranews.com
Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perum Bulog menggelar operasi pasar sebagai respons atas lonjakan harga beras yang belakangan ini dikeluhkan masyarakat. Langkah cepat ini diambil atas instruksi langsung Bupati Aceh Tenggara, H. M. Salim Fakhry, SE., MM., guna meringankan beban masyarakat dan menstabilkan harga kebutuhan pokok yang menjadi konsumsi utama sehari-hari.
Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Aceh Tenggara diketahui telah melonjak hingga mencapai Rp65.000 hingga Rp75.000 per sak (5 kilogram), atau sekitar Rp27.000 hingga Rp30.000 per satu bambu. Kenaikan ini dinilai sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah berdirinya Kabupaten Aceh Tenggara dan menjadi beban berat bagi sebagian besar masyarakat, terutama kalangan ekonomi menengah ke bawah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menanggapi kondisi tersebut, Bupati H. M. Salim Fakhry bersama Dandim 0108 Aceh Tenggara, Letkol Czi Arya Mudiantoro, yang juga menjabat sebagai Ketua Swasembada Pangan Kabupaten Aceh Tenggara, langsung menginstruksikan penyelenggaraan operasi pasar di seluruh kecamatan.
“Operasi pasar ini adalah bentuk nyata kepedulian pemerintah terhadap keluhan masyarakat. Kami ingin memastikan bahwa kebutuhan pokok seperti beras tetap tersedia dengan harga yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat,” ujar Bupati Salim Fakhry saat memantau langsung pelaksanaan operasi pasar perdana di Kecamatan Babussalam.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Aceh Tenggara, Fitri, menjelaskan bahwa operasi pasar akan digelar secara bertahap di 16 kecamatan. Pada pelaksanaan perdana di Kecamatan Babussalam, Kamis (17/7/2025), pemerintah menyalurkan beras Bulog dengan harga subsidi sebesar Rp60.000 per sak (5 kilogram). Target distribusi dalam setiap pelaksanaan mencapai 10 ton beras, dengan prioritas menyentuh langsung kebutuhan masyarakat di tingkat bawah.
“Jadwal pelaksanaan lengkap untuk seluruh kecamatan saat ini masih dalam tahap penyusunan, namun kami pastikan bahwa 16 kecamatan akan mendapat giliran. Kami ingin program ini merata dan tepat sasaran,” ungkap Fitri.
Bupati juga mengingatkan seluruh petugas yang terlibat dalam operasi pasar agar menjaga integritas dan tidak menyalahgunakan wewenang. Ia menegaskan bahwa tidak boleh ada permainan harga ataupun tindakan yang dapat menguntungkan pihak-pihak tertentu di atas penderitaan masyarakat.
“Operasi ini diselenggarakan demi masyarakat. Saya tidak ingin ada penyelewengan dalam pelaksanaannya. Bila ditemukan adanya praktik tidak jujur dari petugas, saya tidak akan ragu mengambil tindakan tegas sesuai peraturan yang berlaku,” tegas Bupati Salim Fakhry.
Ia pun mengajak masyarakat untuk memanfaatkan momen operasi pasar ini secara optimal. Selain harganya lebih murah dibanding harga pasar saat ini, beras yang disalurkan juga terjamin mutunya karena berasal langsung dari stok resmi Perum Bulog.
Kebijakan cepat dan tegas ini diapresiasi oleh berbagai kalangan sebagai bentuk nyata kehadiran negara di tengah kesulitan rakyat. Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berharap, dengan digelarnya operasi pasar secara berkelanjutan dan menyeluruh, tekanan harga pangan di pasar dapat segera mereda dan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara lebih adil dan merata.
(Ady Gegoyong)