Aceh Singkil – agaranews.com || Sebuah penemuan penting bagi sejarah Islam di Aceh Singkil terjadi pada Jumat 5 September 2025. Makam seorang ulama tarekat berpengaruh, Syekh Shabuddin, berhasil ditemukan di Desa Lae Pinang, Kecamatan Singkohor, Aceh Singkil. Sosok ini dikenal sebagai tokoh penyebar Tarekat Syattariyah yang berasal dari Barus, Sumatra Utara.
Penemuan makam tersebut berawal dari mimpi seorang ulama kharismatik Aceh Singkil, Abu Mahabbah, pada malam Selasa 2 September 2025 pekan lalu. Mimpi itu kemudian mendorongnya melakukan penelusuran ke lokasi bersama Wali Nanggroe Majlis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia (MPTTI) serta sejumlah ustaz. Rombongan disambut hangat oleh masyarakat setempat di Desa Lae Pinang.
“Penemuan ini berawal dari mimpi Abu Mahabbah, lalu beliau menuju ke lokasi bersama para wali MPTTI Desa Rimo, Kecamatan Gunung Meriah. Saat sampai di lokasi, masyarakat menyambut dengan penuh antusias,” ujar salah seorang pendamping Abu Mahabbah yang enggan disebut namanya kepada agaranews.com, Kamis (11/9/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Syekh Shabuddin yang berasal dari marga Solin dikenal sebagai guru Petupangan dan pengamal Tarekat Syattariyah. Ia masih satu perguruan dengan Syekh Tampat yang ada di Desa Gosong Telaga, Kecamatan Singkil Utara. Catatan sejarah menyebutkan, Syekh Shabuddin merupakan salah satu penyiar Islam di masa pendudukan Jepang, yang berperan menjaga keteguhan spiritual masyarakat pada masa sulit tersebut.
Pengaruh Tarekat Syattariyah sendiri begitu kuat di Tanah Singkil. Jejak ini tidak lepas dari warisan ulama besar abad ke-17, Syekh Abdurrauf as-Singkily, murid dari Syekh Ahmad al-Qusyasyi di Madinah. Melalui ajaran beliau, Syattariyah menyebar ke Nusantara, termasuk ke wilayah Singkil, dan hingga kini meninggalkan tradisi kuat dalam kehidupan keagamaan masyarakat.
Penemuan makam Syekh Shabuddin menegaskan kesinambungan jaringan ulama Syattariyah lintas generasi, sekaligus memperlihatkan peran penting Tanah Singkil sebagai salah satu simpul penyebaran Islam.
Selama ini Abu Mahabbah dikenal aktif menelusuri serta memetakan makam-makam ulama di Aceh Singkil. Upaya ini diharapkan mampu memperkaya khazanah sejarah Islam lokal sekaligus mempertegas posisi Singkil dalam jaringan keilmuan Islam di Nusantara.
Penemuan makam tersebut diharapkan menjadi momentum bagi pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk bersama-sama melestarikan situs sejarah Islam ini. Lebih jauh, makam Syekh Shabuddin dapat dijadikan sebagai pusat ziarah dan edukasi bagi generasi mendatang.@