Bekasi, AgaraNews. Com // Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Arjuna, Zuli Zulkipli, S.H, menyoroti kondisi layanan internet di Indonesia yang dinilai tidak sebanding antara harga dan kualitas. Menurutnya, biaya internet di Indonesia menjadi salah satu yang termahal di kawasan ASEAN, namun ironisnya, kecepatan internet justru tergolong lambat dan berada di peringkat bawah di antara negara-negara tetangga.
“Ini sangat ironis. Rakyat Indonesia harus membayar mahal untuk layanan internet yang kecepatannya justru masuk kategori lelet nomor dua di ASEAN. Padahal di era digital, akses internet cepat dan terjangkau adalah kebutuhan dasar,” ujar Zuli Zulkipli, S.H kepada wartawan, Senin (14/10/2025).
Ia menilai, mahalnya tarif internet di Tanah Air menjadi salah satu hambatan dalam pemerataan literasi digital dan pembangunan ekonomi berbasis teknologi. Zuli Zulkipli, S.H menegaskan bahwa pemerintah perlu melakukan evaluasi terhadap kebijakan penyediaan infrastruktur dan regulasi tarif internet yang selama ini cenderung menguntungkan pihak korporasi besar.“Internet bukan lagi sekadar gaya hidup, melainkan sarana pendidikan, ekonomi, dan pelayanan publik. Jika harganya mahal tapi kualitasnya buruk, masyarakat kecil yang paling dirugikan,” tambahnya.
Zuli Zulkipli, S.H juga mendorong Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) untuk segera menindaklanjuti keluhan masyarakat terkait mahalnya biaya langganan internet, terutama di daerah.
“Sudah saatnya pemerintah berpihak kepada rakyat, bukan hanya kepada penyedia jasa besar. Negara harus hadir untuk memastikan layanan internet cepat, stabil, dan terjangkau bagi semua,” tegasnya.(Lia Hambali)
Penulis: Haris Pranatha Kepala Biro Bekasi, Jawa Barat (PERS NASIONAL)