Petani Desa Tempur Jepara Mulai Budidayakan Parijotho Khas Lereng Muria.

Hidayat Desky

- Redaksi

Jumat, 13 November 2020 - 03:04 WIB

40547 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jepara-Jateng. Agaranews.com                 Parijotho sendiri dikenal sebagai buah dengan warna merah keunguan. Banyak orang yang mencari buah ini karena adanya mitos bahwa Parijotho berkasiat bagi kesuburan hormonal wanita.

Sehingga orang yang ingin memiliki anak banyak yang percaya, dengan mengkonsumsi buah Parijotho ini orang akan bisa cepat mendapatkan anak, atau bayi yang ada di dalam kandungan akan tumbuh menjadi anak yang berparas cakap. Tanaman Parijotho, merupakan tumbuhan khas di dataran tinggi. Di wilayah Gunung Muria, tanaman ini salah satunya terdapat di Desa Tempur, Keling, Jepara. Di kawasan Dukuh Duplak, Desa Tempur, tanaman Parijotho bahkan sudah mulai dibudidayakan. Dari awalnya merupakan tumbuhan liar, kini Parijotho mulai ditanam di pekarangan dan lahan milik warga di Dukuh Duplak.Jun, salah satu warga Dukuh Duplak, Desa Tempur mengatakan bahwa pada tahun 2002 sampai 2005, banyak warga di sekitarnya yang menjual buah dan pohon Parijoto kepada orang Kudus. Waktu itu, masyarakat setempat belum begitu paham nilai ekonomis dari buah tersebut

”Dulu banyak orang Kudus yang beli Parijoto ke sini. Ada yang dari Colo. Ada yang dari Rahtawu,” kata dia.

Salah satu petani Parijoto, Rusmin Nuryakin juga menyatakan hal serupa. Tidak hanya pada masa lalu saja. Tetapi hingga kini masih banyak warga yang menjual buah Parijoto kepada orang Kudus. Salah satu alasannya yaitu warga setempat belum bisa mengolah Parijoto menjadi beragam menu. Seperti sirup Parijoto yang lazim ditemui di Colo, Kudus.

Sejak tahun 2015, Rusmin mulai membudidayakan Parijoto. Bibitnya dia dapatkan dari hutan liar sekitar desanya. ”Kalau di hutan sih masih banyak. Dulu bahkan ada yang pohonnya besarnya selengan tangan di Candi Angin. Tapi sekarang sudah mati. Untuk itu saya inisiatif membudidayakannya supaya tidak punah,” ungkap Rusmin.

Di masa pandemi ini, permintaan Parijoto justru meningkat. Tidak hanya buah, bibit tanamannya pun mengalami lonjakan permintaan. Sebab, tanaman asli Kabupaten Jepara yang hanya dapat dijumpai di wilayah pegunungan itu banyak mengandung vitamin baik untuk tubuh.

Baca Juga :  Wabup Karo, Theopilus Ginting Lantik Pejabat Fungsional dan Pengawas di Lingkungan Kabupaten Karo Tahun 2022 Secara Serentak

Rusmin mengatakan, terjadi peningkatan permintaan bibit tanaman parijoto disaat masa pandemi covid-19. Mereka yang ingin mendapatkan bibit tanaman parijoto sengaja datang ke Dukuh Duplak Desa Tempur, tempat Rusmin membudidayakan parijoto.Untuk harga, setiap bibit tanaman Parijoto ditarif mulai Rp 25 ribu sampai ratusan ribu rupiah. Tingkat harga didasarkan pada besar kecilnya ukuran tanaman.

Tak hanya itu, ternyata buah parijoto juga banyak dicari. Harga buah parijoto tiap tangkai mulai Rp 5.000 ribu. “Katanya, buahnya diyakini baik untuk kesehatan terutama ibu hamil,” kata Rusmin.

Kasie Produksi dan usaha Hortikultura pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Zumiyarsih, mengatakan buah parijoto banyak mengandung antioksidan dan vitamin C. Sehingga baik untuk menjaga imunitas tubuh.

“Sebelum dibudidayakan, untuk mendapatkan parijoto ya, harus mencari ke lereng-lereng gunung. Seiring pariwisata Desa Tempur mulai ramai, warga mulai membudidayakannya untuk oleh-oleh wisatawan yang berkunjung,” kata Zumiarsih.

Reporter.SPN…

Berita Terkait

Babinsa Desa Kalimacan Koramil 18/Kalijambe Kodim 0725/Sragen  Gotong Royong Membangun Talud Jalan
Brigjen TNI Jimmy Watuseke Hadiri Pelantikan Anggota Komisi Informasi Kepri
Babinsa Koramil 13/ P. Brandan, Bhabinkamtibmas dan Perangkat Desa Utamakan Kordinasi Dengan Tatap Muka Bersama Masyarakat
Bersihkan Bahu Jalan, Babinsa Koramil 03/Sungai Pagu Bersama Masyarakat Pupuk Semangat Gotong Royong
Bentengi Desa, Babinsa Koramil 0204-20/TK Ajak Apdes Sumbul Tumpas Narkoba
Babinsa Koramil 04/Tigalingga Berkunjung ke Gubuk Petani Jagung di Desa Lau Lebah, Mempererat Hubungan dengan Masyarakat
Keluarga Korban Kebakaran di Karo Serahkan Penyelidikan ke Polisi
Polres Tanah Karo Masuk Nominasi Kompolnas Awards 2024, Tim Kompolnas Tinjau Langsung Polres Tanah Karo

Berita Terkait

Rabu, 3 Juli 2024 - 15:36 WIB

Babinsa Desa Kalimacan Koramil 18/Kalijambe Kodim 0725/Sragen  Gotong Royong Membangun Talud Jalan

Rabu, 3 Juli 2024 - 15:32 WIB

Brigjen TNI Jimmy Watuseke Hadiri Pelantikan Anggota Komisi Informasi Kepri

Rabu, 3 Juli 2024 - 15:27 WIB

Babinsa Koramil 13/ P. Brandan, Bhabinkamtibmas dan Perangkat Desa Utamakan Kordinasi Dengan Tatap Muka Bersama Masyarakat

Rabu, 3 Juli 2024 - 15:20 WIB

Bersihkan Bahu Jalan, Babinsa Koramil 03/Sungai Pagu Bersama Masyarakat Pupuk Semangat Gotong Royong

Rabu, 3 Juli 2024 - 15:18 WIB

Bentengi Desa, Babinsa Koramil 0204-20/TK Ajak Apdes Sumbul Tumpas Narkoba

Rabu, 3 Juli 2024 - 14:44 WIB

Keluarga Korban Kebakaran di Karo Serahkan Penyelidikan ke Polisi

Rabu, 3 Juli 2024 - 14:37 WIB

Polres Tanah Karo Masuk Nominasi Kompolnas Awards 2024, Tim Kompolnas Tinjau Langsung Polres Tanah Karo

Rabu, 3 Juli 2024 - 14:24 WIB

Polisi Dirikan Posko Pengaduan Ungkap Kebakaran di Karo

Berita Terbaru