Sidoarjo – AgaraNews.com // Maraknya laporan dugaan pungli terkait Sistem Penerimaan Murid Baru ( SPMB ) di Jawa Timur seolah – olah dibiarkan saja oleh kepala diknas pendidikan Provinsi Jawa Timur Aries Agung Paewai
Sebagai kepala / pemimpin Diknas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Aries Agung Paewai membiarkan bawahannya melakukan korupsi bisa dilihat dari beberapa indikasi , seperti adanya pembiaran terhadap praktik korupsi , tidak ada tindakan tegas terhadap pelaku korupsi , atau bahkan terlibat dalam korupsi itu sendiri .
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketika ada laporan atau bukti dugaan korupsi, namum pemimpin tidak mengambil tindakan apapun , baik untuk penyelidikan , sanksi , atau pemecatan , ini bisa menjadi indikasi pembiaran .
Pemimpin yang menyalahgunakan wewenangnya untuk melindungi pelaku korupsi atau untuk kepentingan pribadi juga termasuk dalam katagori ini .
Tidak adanya sistem pengawasan yang efektif dan transparan didalam instansi juga dapat memfasilitasi terjadinya korupsi dan pembiaran .
praktik dugaan korupsi diantara bawahannya dapat menimbulkan kerugian besar bagi negara dan masyarakat , lebih konkrit nya adalah ketika seorang Kepala Diknas Pendidikan provinsi Jawa Timur . Aries Agung Paewai tidak menindak tegas bawahannya yang diduga melakukan tindakan korupsi .
Atau bahkan sengaja menutupi praktik korupsi tersebut demi kepentingan pribadi atau kelompok , hal ini dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan publik terhadap pemerintah sekaligus mencoreng nama baik Instansi Diknas Pendidikan
Contoh kasus dugaan korupsi kepala sekolah SMAN 1 Waru Sidoarjo terkait dugaan pungli Sistem Penerimaan Murid Baru ( SPMB ) , lewat jalur belakang / beli bangku meskipun ada bukti kuat , Kepala Diknas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Aries Agung Paewai tidak mengambil tindakan tegas terhadap kepala sekolah SMAN 1 Waru , sebagai bawahannya . malah terkesan melindungi
Korupsi yang dibiarkan akan merusak citra organisasi di mata publik dan stakeholder lainnya. Korupsi juga dapat menurunkan kinerja organisasi karena adanya ketidakadilan , ketidakpercayaan , dan hilangnya motivasi kerja .
Pemimpin yang berintegritas akan menolak segala bentuk korupsi dan akan menindak tegas pelaku korupsi . Integritas adalah kunci utama dalam membangun instansi yang bersih dan berkinerja baik. (Arif Garuda / Lia Hambali)