Tanjung Morawa – Ketua Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja Transportasi Seluruh Indonesia – Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PC F.SPTSI-K.SPSI) Kabupaten Deli Serdang, Husen Tamora, menyayangkan langkah aparat kepolisian yang melakukan penggeledahan di lahan parkir Pajak Tanjung Morawa.
Dalam konferensi pers yang digelar bersama Sekretaris Ahmad Bohari, S.H., dan jajaran pengurus, Rabu (13/8/2025), Husen mengungkapkan bahwa dalam operasi tersebut seorang penjaga parkir diamankan, satu unit mobil disita, dan sejumlah barang lainnya dibawa pihak kepolisian.
Husen menilai, peristiwa itu seolah dikaitkan dengan penangkapan empat orang terduga pelaku penembakan di Rumah Sakit Medistra.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Padahal, menurutnya, kedua peristiwa tersebut tidak memiliki keterkaitan. Salah satu dari empat orang yang diamankan, Juanda, justru disebut sebagai korban penganiayaan berat.
Ia menjelaskan, Juanda telah melaporkan kasus penganiayaan yang menimpanya ke Polsek Tanjung Morawa pada 25 Juli lalu, lengkap dengan saksi-saksi.
Namun laporan itu, kata Husen, belum mendapat tindak lanjut. Ia menduga, kekecewaan atas tidak adanya respons ini menjadi salah satu pemicu rangkaian peristiwa berikutnya.
Husen menegaskan, penegakan hukum harus menjunjung asas praduga tak bersalah, transparansi, dan prosedur yang benar.
Ia meminta kepolisian memproses tuntas laporan yang sudah masuk serta menjelaskan secara terbuka hubungan antara penggeledahan lahan parkir dengan penangkapan di RS Medistra agar publik tidak berasumsi adanya ketidakadilan atau pengaburan kasus.
Hingga berita ini diturunkan, Polresta Deli Serdang belum memberikan keterangan resmi terkait laporan 25 Juli maupun klarifikasi soal dugaan keterkaitan kedua peristiwa tersebut.(red)