Brekingnews, Simeulue | agaranews.com Online – Setelah hampir 24 jam pencarian intensif, Tim SAR Simeulue akhirnya menemukan jasad Alhafiz (24), penumpang Kapal Motor Penumpang (KMP) Aceh Hebat 1 yang dilaporkan melompat ke laut dari dek kapal di Pelabuhan Sinabang, Minggu (19/10/2025) sore.
Korban ditemukan Senin (20/10/2025) sekitar pukul 16.12 WIB, hanya sekitar 20 meter dari lokasi pertama kali ia terjun ke laut.
Komandan Pos SAR Simeulue, Muhammad Rio Faisal, menjelaskan bahwa saat ditemukan, kondisi jasad korban masih utuh dan mudah dikenali.
> “Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, masih mengenakan pakaian terakhirnya. Kepalanya terlihat menonjol dari permukaan air, lalu segera kita evakuasi,” ujar Rio kepada wartawan, Senin sore.
Proses evakuasi dilakukan di tengah cuaca hujan dengan melibatkan unsur gabungan dari Basarnas, TNI AL, Satpol Airud, Sabhara, dan BPBD Simeulue. Tim sempat kesulitan akibat ombak dan jarak pandang terbatas, namun operasi tetap dilanjutkan hingga korban berhasil dievakuasi.
Setelah dievakuasi, jenazah langsung dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans dan didampingi pihak keluarga yang sejak pagi menunggu dengan penuh harap.
> “Setelah jenazah diserahkan kepada keluarga, operasi SAR resmi kami tutup,” tambah Rio.
Sebelumnya diberitakan, korban Alhafiz, warga Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, dilaporkan melompat dari dek atas KMP Aceh Hebat 1 sekitar pukul 17.15 WIB, sesaat sebelum kapal bertolak menuju Calang, Aceh Jaya.
Dari keterangan sejumlah saksi, korban sempat terlihat gelisah dan berdiri lama di tepi dek bagian belakang kapal. Tak lama kemudian, ia meloncat ke laut di hadapan beberapa penumpang lain yang sontak menjerit panik.
Saat kejadian, Alhafiz diketahui berangkat bersama rombongan jamaah tabligh. Dari keterangan awal rekan-rekannya, korban diduga mengalami gangguan psikologis beberapa hari terakhir sebelum insiden terjadi.
Pihak kepolisian dan keluarga kini tengah berkoordinasi untuk proses pemulangan jenazah ke kampung halamannya di Meulaboh, Aceh Barat.
Tragedi ini menjadi peringatan bagi seluruh penumpang dan pengelola kapal penyeberangan agar lebih memperhatikan kondisi dan keselamatan penumpang selama berada di atas kapal, terutama bagi mereka yang menunjukkan tanda-tanda tidak stabil secara emosional. Red



































