Kutacane – agaranews.com, online// Di balik gelombang banjir besar yang melanda Aceh Tenggara, tersimpan kisah luar biasa yang membuat siapa pun yang mendengarnya tergetar. Ini bukan kisah tentang kekuatan fisik, bukan pula tentang kepahlawanan yang dipentaskan. Ini adalah kisah tentang ketulusan, keberanian, dan hati yang disucikan oleh Allah SWT.
Adalah Ladimin, seorang kakek sederhana dari Mbacang Kumbang / Kumbang Atas, Kutacane, yang tiba-tiba menjadi sorotan seluruh Aceh Tenggara—bahkan Indonesia. Bukan karena popularitas, melainkan karena aksi heroiknya yang tidak terbayangkan.
Hari itu, banjir mengamuk. Rumah warga banyak yang terendam, termasuk rumah kakek Ladimin sendiri yang porak-poranda diseret arus. Harta benda hanyut, tanah tempat berpijak hilang, dan situasi seharusnya membuat kakek hanya memikirkan satu hal: menyelamatkan diri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun tidak bagi sosok berhati emas ini.
Ketika warga panik melihat seorang santri dari Ponpes Penanggalan Seldok terbawa derasnya arus, semua orang berteriak, semua orang takut, dan waktu berjalan sangat cepat. Dalam hitungan detik, hidup santri itu dipertaruhkan.
Dan di saat itulah kakek Ladimin melangkah.
Tidak ada waktu untuk berpikir panjang.
Tidak ada alat pelampung.
Tidak ada tali.
Hanya ada nyali, tekad, dan pertolongan Allah SWT.
Kakek Ladimin menembus arus banjir yang mengamuk. Air yang tinggi menghantam tubuhnya, mencoba menyeretnya, namun kakek tetap maju. Setiap langkahnya seperti pertarungan antara kehidupan dan kematian. Meski tubuhnya renta, semangatnya lebih kuat dari besi.
Dengan perjuangan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata, kakek berhasil menjangkau sang santri. Ia memegang erat tubuh yang hampir hilang dibawa arus itu, menariknya sambil tetap menahan diri agar tidak ikut terseret. Saksi mata hanya mampu menahan napas, melihat detik-detik dramatis itu.
Allahuakbar…
Akhirnya keduanya berhasil mencapai tepian.
Santri itu selamat.
Dan kakek Ladimin pun selamat.
Seketika, suasana penuh haru. Banyak yang menangis melihat keberanian seorang kakek—yang seharusnya dilindungi—justru menjadi pelindung.
Foto kakek dari kejauhan yang berhasil diabadikan warga menjadi viral. Meski buram, meski diambil dari jarak ratusan meter, namun nilai moral dan kemanusiaan dalam foto itu lebih jernih daripada kamera apa pun.
Itulah yang membuatnya disebut banyak orang sebagai Foto Termahal dari Kutacane 2025.
Bukan mahal karena alatnya, tapi karena maknanya.
Karena di dalamnya ada cerita tentang seorang manusia yang hatinya dijaga oleh Allah SWT.

Kakek Ladimin adalah bukti nyata bahwa pahlawan tidak selalu muda, tidak selalu kuat secara fisik, dan tidak selalu berada di barisan depan. Terkadang, pahlawan itu hadir dari seseorang yang hidup sederhana, namun memiliki keberanian yang luar biasa.
Semoga kakek Ladimin selalu berada dalam lindungan Allah SWT.
Semoga Allah angkat derajatnya, berikan kesehatan, ketenangan, dan rezeki yang tidak disangka-sangka.
Dan semoga kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kebaikan tidak pernah sia-sia. Tim































