Trenggalek, AgaraNews. Com //.TNI melalui satuan teritorial kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan pembinaan dan perlindungan kepada masyarakat desa binaan. Upaya tersebut tampak nyata di Desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek, di mana Babinsa Wonocoyo, Serka Suhardjo, anggota Koramil 0806-11/Panggul, bersinergi dengan Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Panggul melaksanakan kegiatan fogging untuk memberantas nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD), Rabu (5/11/2025).
Kegiatan tersebut merupakan respons cepat terhadap meningkatnya risiko penyebaran DBD di tengah perubahan musim yang cenderung lembap. Serka Suhardjo menjelaskan bahwa fogging ini menjadi langkah antisipatif untuk mencegah terjadinya wabah di wilayah binaannya. “Fogging dilakukan di area permukiman warga dan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, seperti selokan, tumpukan barang bekas, dan genangan air,” ungkapnya.
Selain pelaksanaan fogging, kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk sosialisasi kesehatan kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan. Serka Suhardjo bersama petugas kesehatan dari Puskesmas Panggul memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan rumah dan sekitar tempat tinggal, terutama dengan menerapkan pola 3M Plus: menguras, menutup, dan memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menampung air.
Langkah sinergis antara Babinsa dan tenaga kesehatan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Warga mengaku merasa lebih aman dan terbantu dengan adanya kegiatan fogging ini. “Kami berterima kasih kepada Pak Babinsa dan petugas Puskesmas yang turun langsung ke lapangan. Kegiatan ini membuat kami tenang karena anak-anak kami terlindungi dari bahaya DBD,” ujar Sulastri (43), warga Desa Wonocoyo yang rumahnya menjadi salah satu lokasi penyemprotan.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Panggul, Suwarto, S.Kep., Ners, memberikan apresiasi tinggi terhadap dukungan TNI dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat. Menurutnya, kolaborasi lintas sektor seperti ini sangat penting untuk menekan angka penyebaran DBD yang setiap tahun berpotensi meningkat, terutama di daerah dengan tingkat kelembapan tinggi seperti Trenggalek bagian selatan. “Peran Babinsa sangat strategis dalam menggerakkan masyarakat untuk hidup sehat dan waspada terhadap penyakit menular,” jelasnya.
Lebih jauh, Suwarto menambahkan bahwa kegiatan semacam ini tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga edukatif dan preventif. Dengan adanya keterlibatan Babinsa, pesan-pesan kesehatan menjadi lebih mudah diterima masyarakat karena adanya kedekatan sosial antara TNI dan warga. “Pendekatan persuasif yang dilakukan Babinsa membuat masyarakat lebih terbuka dan mau berpartisipasi dalam menjaga kebersihan lingkungan,” ujarnya.
Kegiatan fogging ini juga mencerminkan peran nyata TNI sebagai bagian dari komponen bangsa yang tidak hanya fokus pada pertahanan dan keamanan, tetapi juga kesejahteraan rakyat. Kodim 0806/Trenggalek di bawah kepemimpinan Letkol Inf Isnanto Roy Saputro, S.H., M.Si., terus menegaskan bahwa pembinaan teritorial mencakup aspek sosial, kesehatan, dan kemanusiaan, terutama di wilayah pedesaan yang rentan terhadap penyakit menular.
Serka Suhardjo menegaskan bahwa upaya pemberantasan sarang nyamuk tidak akan berhenti di kegiatan fogging saja. Ia berkomitmen untuk terus melibatkan masyarakat dalam gotong royong membersihkan lingkungan. “Fogging hanya langkah awal. Yang lebih penting adalah kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan secara berkelanjutan. Kami Babinsa akan terus mendampingi dan memantau perkembangan di lapangan,” tegasnya.
Dukungan juga datang dari Pemerintah Kecamatan Panggul. Camat Panggul, Darmujiadi, S.Sos., menyampaikan apresiasinya atas kegiatan kolaboratif tersebut. Menurutnya, sinergi antara TNI, tenaga kesehatan, dan masyarakat merupakan contoh konkret dari kolaborasi lintas sektor yang efektif. “Kami berharap kegiatan seperti ini terus digalakkan di seluruh desa agar Trenggalek bebas dari kasus DBD,” katanya.
Dengan semangat gotong royong dan kepedulian sosial, kegiatan fogging di Desa Wonocoyo menjadi wujud nyata kehadiran TNI di tengah masyarakat. Melalui pembinaan teritorial yang berkesinambungan, TNI hadir bukan hanya sebagai penjaga kedaulatan negara, tetapi juga sebagai pelindung dan penggerak kesejahteraan rakyat. Kegiatan ini membuktikan bahwa kekuatan TNI tidak hanya terletak pada kemampuan militernya, tetapi juga pada empati dan pengabdian tanpa batas kepada masyarakat.(Lia Hambali)



































