Medan, AgaraNews. Com // Jeritan kemanusiaan menggema di depan Masjid Raya Al-Mashun, Medan, Jumat (11/04/2025) siang, saat ratusan umat Muslim dari berbagai wilayah di Sumatera Utara turun ke jalan menyuarakan solidaritas untuk rakyat Palestina yang terus menjadi korban kekejaman militer Israel. Aksi ini bukan sekadar unjuk rasa, tapi sebuah seruan lantang dari umat yang tak rela melihat nyawa-nyawa tak berdosa terus dikorbankan atas nama kepentingan kolonialisme.
Massa yang terdiri dari ibu-ibu, pemuda, hingga anak-anak, membawa poster-poster bernada dukungan dan mengibarkan bendera Palestina serta bendera Tauhid. Mereka mengecam keras aksi genosida yang dilakukan Israel, yang menurut mereka telah melewati batas moral dan kemanusiaan. Kekejaman yang terjadi dinilai tak bisa lagi ditanggapi dengan diam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam orasi penuh semangat, para peserta menuntut para pemimpin dunia Islam — termasuk Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Irak, dan Arab Saudi untuk tidak hanya mengutuk di podium, tetapi mengambil langkah nyata. Mereka mendesak agar pasukan elit dari negara-negara tersebut segera diterjunkan demi menyelamatkan rakyat sipil Palestina yang terus dibantai tanpa perlindungan.
Koordinator aksi, Satria Lubis, menyampaikan bahwa aksi ini adalah bentuk komitmen umat Muslim Medan terhadap perjuangan rakyat Palestina. Ia mengajak masyarakat untuk tidak hanya bersimpati, tetapi juga beraksi. Salah satu bentuk nyata yang ditekankan adalah memboikot seluruh produk Israel dan perusahaan-perusahaan yang memiliki keterlibatan dalam mendukung penjajahan.
“Bukan hanya produk asal Israel yang harus kita hentikan konsumsinya, tapi juga semua perusahaan dan korporasi yang menjadi kaki tangan penjajahan. Ini bukan soal politik, ini soal kemanusiaan. Kita tidak boleh berdiam diri,” tegas Satria dalam orasinya di depan massa.
Satria juga menyoroti pentingnya tekanan internasional melalui boikot ekonomi terhadap negara dan perusahaan yang terang-terangan mendukung agresi militer Israel. Ia menilai, diamnya masyarakat dunia adalah bentuk pembiaran terhadap penjajahan dan pembunuhan massal yang terus terjadi di Palestina.
Aksi ini diawali dengan long march dari Masjid Raya Al-Mashun, menyusuri Jalan Brigjen Katamso hingga Jalan Juanda, lalu kembali ke titik awal. Sepanjang rute, suara takbir dan yel-yel “Bebaskan Palestina!” terus menggema, menggugah hati siapa pun yang menyaksikan.(Fahmi/Lia Hambali)