Kutacane-agaranews.com
Di bawah terik matahari yang membakar siang Desa Rikit Bur Dua, Kecamatan Bukit Tusam, suara adukan semen bercampur kerikil berpadu dengan denting sekop dan cangkul. Anggota Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reg ke-125 Kodim 0108/Aceh Tenggara, bersama warga, bahu-membahu menuang adukan ke cetakan kayu. Jalan rambat beton sepanjang 210 meter, lebar 120 sentimeter, dengan ketebalan 8 sentimeter ini tengah dibentuk, menjadi urat nadi baru yang akan menghubungkan perkebunan warga ke pusat desa.
Dandim 0108/Aceh Tenggara, Letkol Czi Arya Murdyantoro, S.T., melalui Koordinator Lapangan Pelda Azrul Harahap, menegaskan bahwa pekerjaan harus selesai sebelum penutupan TMMD Tahun Anggaran 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
> “Kami pacu pekerjaan ini supaya warga bisa segera memanfaatkannya. Jalan ini adalah akses penting bagi perekonomian mereka. Kalau waktu masih ada, kami akan lanjut ke pekerjaan tambahan seperti perbaikan masjid atau balai penyuluhan,” ujarnya sambil memantau proses pengecoran.
Prosesnya tak sekadar menuang semen. Sebelum pengecoran, jalan diratakan dan dipadatkan dengan teliti untuk memastikan daya tahan konstruksi. Keringat mengucur di wajah para prajurit dan warga yang bekerja tanpa banyak kata, hanya senyum dan gerakan cepat yang menunjukkan kekompakan.
Di pinggir jalan, Erwin, seorang warga yang ikut membantu, menyeka keringat sambil memandangi hamparan beton yang mulai terbentuk.
> “Hasilnya rapi dan cepat. Sebelum ini, jalan ke kebun penuh lumpur dan licin. Sekarang, kami yakin hasil panen bisa diangkut lebih mudah,” katanya dengan nada optimis.
Bagi masyarakat Rikit Bur Dua, pembangunan jalan ini bukan sekadar proyek fisik. Ini adalah simbol kerja sama dan semangat gotong royong. Setiap adukan semen yang dituangkan adalah harapan, bahwa kehidupan di desa ini akan lebih maju, dan setiap langkah menuju kebun tidak lagi terhalang lumpur atau genangan air.
Dengan komitmen kuat dan kerja kolektif, Satgas TMMD Reg ke-125 Kodim 0108/Aceh Tenggara membuktikan bahwa membangun desa adalah membangun masa depan. Dan di desa kecil ini, masa depan itu sedang dicetak, sentimeter demi sentimeter, di atas jalan beton yang baru.
Ady