Medan–AgaraNews.com//
Roberto Crystiano Simbolon (19) harus melalui jalan terjal untuk menjadi seorang polisi. Calon siswa (casis) Bintara Polri ini menjadi korban begal saat mengejar cita-citanya menjadi seorang polisi
Pemuda warga Dusun VIII Wonosari Kelurahan Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Sumatera Utara ini dibegal saat berangkat ke Politeknik Pariwisata Negeri Medan hendak melakukan tes kesehatan sesuai jadwal mengikuti seleksi calon siswa (casis) Bintara Polri PTU Tahun Anggaran 2025.
,Rabu ( 19/3/2025).
Menjadi abdi negara adalah cita-cita Roberto sejak kecil.Naas menimpa dirinya tidak melunturkan semangatnya dan luar biasa hingga sampai di Politeknik Pariwisata Negeri Medan mengejar untuk melakukan tes kesehatan.
Kondisi Roberto degan luka parah di wajah ,pipih terkupas dan dagunya terkoyak tidak memudarkan semangatnya untuk mengikuti tes kesehatan.Sesampai di lokasi seleksi Roberto mencerita kronologis yang menimpa dirinya kepada panitia dan Propos .
Melihat kondisi Roberto tersebut panitia seleksi bersama Propos terpaksa harus dibawak untuk dirawat ke rumah sakit.Kemudian, setelah pihak keluarga mendapatkan kabar dari Propos atas kejadian menimpa Roberto yang sudah dalam perawatan di rumah sakit.
Kemudian sesampai dirumah sakit kedua orangtuapun merasakan kesedihan yang amat mendalam melihat kondisi anaknya.
Setelah itu Roberto dan keluarga melaporkan peristiwa anaknya telah dibegal pergi untuk melaporkan ke Polrestabes Medan dengan Laporan Polisi Nomor : LP/925/III/2025/SPKT/Polrestabes Medan,tertanggal 19 Maret 2025 Pukul 17.37 WIB
Belum sampai disitu,masih dalam kondisi wajah yang luka yang telah diperban,Roberto bersama kedua orang tuanya mendatangi kantor secretariat DPW PWDPI Sumut dengan tujuan agar mendapatkan perhatian terhadap kondisi yang sebenarnya terjadi menimpa anaknya yang saat hendak mengikuti tes kesehatan sebagai casis Bintara Polri
Martini Boru Naibaho ( 49) memberikan keterangan ke awak media di PWDPI Sumut berharap besar agar anaknya masih diterima untuk mengikuti seleksi casis dan meminta kebijakan kepada Panitia seleksi terkait hal yang menimpa anaknya hingga tidak dapat mengikuti tes kesehatan,Jumat (21/3/2025)
“Saya memohon yang sebesar-besarnya kepada Panitia seleksi dan kepada Bapak Kapolda Sumut,Kepada Bapak Kapolri memberi kesempatan dan kebijaksanaan agar anak saya bisa mengikuti seleksi Bintara Polri karena musibah yang menimpa anak saya hingga tidak dapat mengikuti tes kesehatan”tutur Martini hingga mengucurkan air matanya
Menanggapi hal tersebut,Ketua DPW PWDPI Sumut,Dianatal Lumbantobing,S,H saat diminta keterangan oleh awak media merasakan prihatin dan salut dengan semangat Roberto mengejar cita-citanya menjadi Polisi,Minggu ( 23/3/2025)
“Iya..semangat Roberto ini patut kita ajukan jempol tidak pantang menyerah walau kondisi sudah sempoyongan dengan luka berat di wajahnya tapi masih datang untuk tetap mengikuti seleksi demi mengejar cita-citanya menjadi Polisi.karena kondisi yang menimpa Roberto bukan karena gagal dalam tes kesehatan tapi musibah begal yang tidak terduga perlu ada perhatian dan kebijakan dari Tim Panitia seleksi “kata DL Tobing sapaan akrabnya
Lanjutnya,kendati kasus begal sudah menjadi atensi oleh Polrestabes Medan maka pelaku segera ditangkap agar tidak terjadi kepada masyarakat lain terutama bagi para casis yang saat ini sedang menjalani seleksi untuk menjadi Polisi
“Kasus begal sudah menjadi atensi oleh APH ,Kami berharap kepada Kapolrestabes Medan agar kasus begal segera diberantas dan menangkap pelakunya agar hal ini tidak terulang lagi kepada Casis yang sedang mengikuti tes Polri PTU T.A 2025 ini “ucap DL Tobing (Rg)
