Pemilihan Rektor IAIN Lhokseumawe, Ajang Adu Kuat Dukungan Parpol

ABDIANSYAH,SST

- Redaksi

Kamis, 27 Maret 2025 - 00:55 WIB

50179 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Opini oleh : Sri Rajasa, M. BA

PERGURUAN tinggi sejatinya sebagai center of gravity pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dengan menjunjung tinggi nilai etika moral yang patut dijadikan teladan bagi pembangunan manusia Indonesia. Perguruan tinggi memiliki karakteristik istimewa yang menjunjung tinggi sifat independen, netral, dan inovatif serta kritis terhadap setiap perubahan social, politik dan ekonomi. Ironinya, mekanisme pemilihan rektor, sebagai pemegang otoritas tertinggi di perguruan tinggi, justru tercemar oleh intervensi partai politik, kolusi dan nepotisme.

Pemilihan rektor IAIN Lhokseumawe yang baru saja selesai dilaksanakan, telah menyisakan duka cita terhadap visi misi perguruan tinggi sebagai pengemban etika intelektual yang menjunjung tinggi independensi dan bebas dari pengaruh kepentingan kekuasaan politik.

Pemilihan rektor IAIN Lhokseumawe, dengan mekanisme berjenjang, mulai dari penjaringan bakal calon, pemberian pertimbangan, seleksi, dan penetapan oleh Menteri Agama. Sesungguhnya sudah sejak lama menuai kritik sebagai “mekanisme feodalistik”, karena berpandangan bahwa tidak selayaknya Menag sebagai pihak di luar kampus ikut campur tangan secara berlebihan (offside) dalam menentukan pimpinan kampus. Sebagai pihak yang tidak inheren dengan urusan kampus, otoritas Menag dalam menentukan Rektor, sarat oleh pertimbangan kekerabatan dan kedekatan (dinasti).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kisruh mekanisme pemilihan rektor untuk perguruan tinggi Islam, semakin diperburuk oleh kuatnya campur tangan partai politik penguasa, terlebih lagi wakil menteri agama berasal dari kader parpol. Pemilihan rektor IAIN Lhokseumawe, alih-alih sebagai ajang adu kemampuan intelektual, kemampuan managerial dan profesionalisme kepemimpinan, justru yang terjadi adalah para kandidat berlomba mencari rekomendasi petinggi partai politik yang berkuasa.

Fenomena cawe-cawe partai politik, dalam pemilihan rektor IAIN Lhokseumawe, merupakan musibah bagi kelangsungan profesionalisme perguruan tinggi. Pergantian Rektor merupakan perwujudan suatu arah baru sistem pendidikan yang terus berkemajuan, bukan dalam rangka menjadikan kampus sebagai basis kekuatan partai politik. Sudah saatnya mahasiswa berani melawan arus untuk sebuah perubahan, karena hanya tinja dan bangkai yang mengikuti arus.

Penulis adalah Pemerhati Intelijen

Berita Terkait

Demi Tambang Ilegal, Tumbangkan Hutan Pendidikan
Koruptor Adalah Satwa Liar Yang Paling Dilindungi di Indonesia? Ketika Uang Menjadi Tuhan, Rakyat Hanya di Jadiakn Korbannya, Akankah Nasib NKRI Bisa Bertahan 2045?
Adanya Bendungan Mampukah Wujudkan Ketahanan Pangan?
Jaksa Agung : “Negara Masih Ada”
Ramadan Tanpa Maksiat

Berita Terkait

Minggu, 20 April 2025 - 00:16 WIB

Jumat Berkah Polsek Koja : Wujud Kepedulian Polri Lewat 50 Paket Nasi Kotak untuk Warga dan Ojol

Sabtu, 19 April 2025 - 23:46 WIB

Terus Jaga Hubungan Baik, Babinsa Koramil 01/Pariaman Melaksanakan Komsos Dengan Masyarakat Desa Tanjung Sabar

Sabtu, 19 April 2025 - 23:42 WIB

Babinsa Koramil 01/Pariaman Rutinkan Goro di Kampung Pancasila Bersama Masyarakat Desa Marunggi

Sabtu, 19 April 2025 - 23:38 WIB

Duduk dan Bincang Santai, Jaga Hubungan Baik Babinsa Koramil 03/Sungai Sariak Laksanakan Komsos Dengan Warga Binaan

Sabtu, 19 April 2025 - 23:35 WIB

Babinsa Koramil 03/Sungai Sariak Hadir di Tengah-tengah Masyarakat Untuk Membantu Evakuasi Pasar Yang Roboh di Sungai Sariak

Sabtu, 19 April 2025 - 23:16 WIB

Kapolres Pimpin Patroli dan Pengaturan Lalin Serta Penanganan Kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok

Sabtu, 19 April 2025 - 23:13 WIB

Yandri Tak Dipecat, Presiden Digugat : Apakah Tepat,..???

Sabtu, 19 April 2025 - 23:10 WIB

Danramil 1608-01/Rasanae Dampingi Walikota Bima Panen Raya Jagung

Berita Terbaru