Jakarta, 7 April 2025, AgaraNews . Com // Meningkatnya penggunaan media sosial telah memicu peningkatan kasus pembunuhan karakter melalui serangan terorganisir yang dilakukan oleh buzzer. Fahri Lubis, aktivis senior lintas sektoral, menyoroti bahaya fenomena ini, khususnya setelah Wakil Ketua DPR RI, Prof. Sufmi Dasco Ahmad, menjadi target kampanye hitam di dunia maya.
Pelaku, yang kerap bersembunyi di balik anonimitas akun media sosial, menyebarkan narasi negatif dan provokatif untuk merusak reputasi Prof. Dasco Ahmad. Serangan serupa juga telah menyasar sejumlah tokoh publik lainnya.
Para pengamat menilai serangan buzzer ini sebagai upaya sistematis untuk menjatuhkan reputasi individu yang dianggap sebagai lawan politik atau memiliki pandangan berbeda. Mereka memanfaatkan algoritma media sosial untuk memperluas jangkauan pesan negatif tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Fahri Lubis menekankan pentingnya literasi digital bagi masyarakat untuk menyaring informasi di media sosial. Ia mengajak masyarakat untuk bersikap kritis dan tidak mudah terprovokasi oleh narasi yang belum tentu kebenarannya. Verifikasi informasi dari berbagai sumber terpercaya sangat penting sebelum menyebarkannya lebih lanjut.
Kasus ini menjadi pengingat penting akan perlunya upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan platform media sosial untuk menciptakan ruang digital yang sehat dan bertanggung jawab. Rekam jejak Prof. Dasco Ahmad, termasuk dukungannya terhadap penegakan hukum, seperti terlihat pada dukungannya terhadap seorang pakar hukum pasca Pilpres 2019, perlu dipertimbangkan dalam konteks penilaian atas kebenaran narasi negatif yang beredar.
( Jalal dan Tim/Lia Hambali)