Banda Aceh-AgaraNews.com//
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Universitas Abulyatama (Unaya), Nurlis, kembali menjadi sorotan publik usai pernyataannya dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial dinilai tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Dalam pernyataannya, Nurlis mengklaim memerintahkan langsung Satgas untuk menjaga keamanan kampus, bukan bertindak layaknya preman.
Namun, pernyataan tersebut memicu kritik tajam, terutama dari kalangan mahasiswa dan dosen. Mereka menilai pernyataan itu menyudutkan mahasiswa dan bertolak belakang dengan hasil klarifikasi dari Polresta Banda Aceh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mahasiswa menuding pernyataan Nurlis sebagai bentuk penggiringan opini publik yang menutupi sejumlah tindakan intimidatif yang dilakukan Satgas di lingkungan kampus. Bukti rekaman CCTV yang beredar menunjukkan adanya dugaan kekerasan oleh anggota Satgas terhadap seorang petugas keamanan kampus.
Sementara itu, dalam kasus meninggalnya Wahidin — salah satu anggota Satgas Unaya — mahasiswa membantah tudingan yang mengaitkan mereka dengan insiden tersebut. Mereka menilai narasi yang berkembang menyudutkan aksi mahasiswa. Padahal, hasil visum dari Polresta Banda Aceh telah menegaskan bahwa penyebab kematian Wahidin bukan akibat pemukulan atau tindakan kekerasan dalam aksi, melainkan faktor kesehatan.
Dugaan Pelanggaran oleh Satgas
Selain dugaan intimidasi, mahasiswa dan sejumlah dosen mengungkapkan berbagai pelanggaran yang diduga dilakukan oleh Satgas, antara lain:
Masuk paksa ke lingkungan kampus dan pemukulan terhadap petugas keamanan.
Pengrusakan kamera CCTV kampus.
Penguncian akses kampus yang menghambat aktivitas akademik.
Penemuan senjata tajam di ruang biro yang diduga menjadi markas Satgas.
Tersebarnya video anggota Satgas melakukan gestur tidak senonoh di ruang publik.
Pernyataan Dosen dan Aksi Solidaritas
Iqbal, seorang dosen sekaligus peserta aksi solidaritas, mengecam pernyataan Nurlis yang dinilainya menyesatkan. “Mahasiswa dan dosen bukan sedang bikin keributan. Mereka hanya menyuarakan keresahan yang nyata. Jangan kambinghitamkan mahasiswa. Mereka itu anak petani, orang baik-baik, rajin ke masjid,” ujarnya.
Iqbal juga mempertanyakan penempatan Satgas bersenjata di kampus yang sebelumnya berada dalam kondisi kondusif. Ia menyoroti beban kerja almarhum Wahidin yang masih bekerja meski sudah lanjut usia.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Nurlis belum memberikan klarifikasi lebih lanjut atas berbagai tudingan yang beredar di tengah masyarakat.
Kontroversi Lama Kembali Mencuat
Diketahui sebelumnya, Nurlis juga sempat menuai kontroversi saat melakukan pelantikan rektor tandingan di kampus Abulyatama dengan membawa ratusan orang tak dikenal, yang berujung pada kerusakan sejumlah fasilitas kampus.
Tak hanya itu, isu lama kembali mencuat. Nurlis disebut-sebut pernah terseret dalam dugaan kasus penjualan ijazah ketika menjabat sebagai rektor di salah satu institusi pendidikan tinggi di Jakarta, yang kini kembali menjadi sorotan media. (Rg/Tim)