Brekingnews// Kutacane // agaranews.com, online – Bupati Aceh Tenggara, H. M. Salim Fakhry, SE., MM, kembali mengeluarkan pernyataan keras kepada seluruh distributor pupuk bersubsidi di wilayahnya. Ia menegaskan, tidak ada alasan bagi siapa pun untuk menjual pupuk di atas harga resmi Rp 90.500 per sak isi 50 kilogram.
Peringatan itu dilontarkan Salim Fakhry di hadapan ratusan petani dan unsur Forkopimda Aceh Tenggara saat membuka Kontes Buah Kakao 2025 di Lapangan Pemuda Kutacane, Minggu (26/10/2025). Hadir mendampingi Bupati, Wakil Bupati dr. Heri Al Hilal, Kapolres Aceh Tenggara AKBP Yulhendri, S.I.K., M.H, serta Kepala Dinas Pertanian Riskan, S.P.
> “Alhamdulillah, Pak Presiden Prabowo telah menurunkan harga pupuk bersubsidi sebesar 20 persen. Ini kebijakan besar untuk membantu petani kita. Jadi, jangan ada yang bermain harga. Kalau ada yang jual sampai Rp150 ribu per sak — tangkap saja!” tegas Bupati dengan suara lantang.
Bupati menilai, permainan harga pupuk bersubsidi merupakan tindakan yang menyengsarakan petani dan mengkhianati amanah pemerintah pusat. Karena itu, ia meminta seluruh aparat penegak hukum untuk bertindak tegas jika menemukan penyimpangan.
> “Siapa pun distributornya, kalau tidak mau patuh, lebih baik mundur saja! Jangan hanya mau untung besar tapi tidak mau menyediakan gudang. Masih banyak yang siap jadi distributor di Aceh Tenggara ini,” ujar Salim Fakhry.
Ia juga menyoroti praktik pungutan liar dalam bentuk biaya angkut tambahan yang sering dijadikan alasan menaikkan harga pupuk di tingkat petani. Menurutnya, praktik seperti itu tidak boleh terjadi lagi.
> “Jangan lagi ada ongkos angkut atau biaya lain yang memberatkan petani. Untuk daerah jauh seperti Kecamatan Leuser, nanti akan kita koordinasikan langsung dengan pemerintah supaya biaya transportasinya bisa ditanggung bersama,” jelasnya.
Bupati Salim menegaskan, pupuk bersubsidi adalah urat nadi ekonomi petani dan bagian penting dari program peningkatan kesejahteraan rakyat.
> “Pupuk adalah darahnya petani. Tanpa pupuk, hasil panen turun, ekonomi lumpuh. Jadi, kebijakan penurunan harga 20 persen ini wajib dijaga bersama agar manfaatnya benar-benar dirasakan petani di Aceh Tenggara,” ujarnya lagi.
Acara Kontes Buah Kakao 2025 yang digelar Kodim 0108/Aceh Tenggara bekerja sama dengan Dinas Pertanian itu menjadi momentum kebangkitan komoditas unggulan daerah. Salim Fakhry berharap, para petani kakao di Aceh Tenggara bisa terus meningkatkan kualitas dan produktivitas, sehingga mampu menembus pasar nasional hingga ekspor.
> “Kalau pupuk lancar, harga stabil, dan petani jujur bekerja, saya yakin Aceh Tenggara bisa jadi sentra kakao terbaik di Sumatera,” pungkasnya disambut tepuk tangan peserta kontes. ( Ady)



































