Lhokseumawe, 28 Oktober 2025, AgaraNews .com // Menanggapi pemberitaan yang berkembang di berbagai media terkait turunnya harga gabah di beberapa wilayah Kabupaten Aceh Utara di bawah harga acuan pemerintah, Komando Distrik Militer (Kodim) 0103/Aceh Utara menyampaikan klarifikasi dan penjelasan resmi berdasarkan hasil pengecekan langsung di lapangan yang dilakukan oleh para Babinsa di sejumlah kecamatan pada hari Selasa, 28 Oktober 2025.
Dari hasil pemantauan di wilayah kecamatan Matangkuli, Dewantara, Cot Girek, Lhoksukon, Tanah Luas, Nisam, Samudera, Meurah Mulia, Baktiya Barat, Seuneddon, dan Syamtalira Aron, diperoleh data bahwa harga gabah di tingkat petani saat ini memang mengalami penurunan dan berada di kisaran Rp 6.200 hingga Rp 6.400 per kilogram, sedikit di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500/kg.
Faktor Penyebab Penurunan Harga
Berdasarkan hasil pendataan dan wawancara dengan petani serta pengepul di lapangan, penurunan harga tersebut disebabkan oleh beberapa faktor utama, antara lain:
Kondisi cuaca dan musim tanam — Sebagian besar wilayah seperti Matangkuli dan sekitarnya telah selesai masa panen dan mulai memasuki musim tanam kembali, sehingga pasokan gabah di pasaran mulai menurun.
Kualitas gabah menurun akibat panen tidak merata dan curah hujan tinggi, yang menyebabkan kadar air tinggi serta mutu gabah kurang baik.
Kebijakan pembelian Bulog — Saat ini, beberapa gudang penampungan Bulog di wilayah Aceh Utara belum beroperasi atau dalam tahap penyiapan, sehingga pembelian gabah dari petani belum berjalan optimal.
Kehadiran pembeli dari luar daerah yang membeli dalam volume kecil dan dengan harga di bawah HPP karena menanggung biaya angkut serta transportasi ke kilang padi.
Serangan hama dan penyakit padi di beberapa lokasi menyebabkan sebagian petani melakukan panen lebih awal untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
Langkah-Langkah dan Upaya Kodim 0103/Aceh Utara
Dandim 0103/Aceh Utara, Letkol Arh Jamal Dani, S.Sos., M.M.D.S., menyampaikan bahwa Kodim bersama jajaran Forkopimda Aceh Utara, Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, dan Bulog akan terus berkoordinasi untuk mencari solusi terbaik dalam menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani.
Beberapa langkah yang sedang dan akan dilakukan antara lain:
– Mendorong percepatan pembukaan dan pengoperasian gudang penampungan Bulog di wilayah Aceh Utara agar dapat kembali menyerap gabah petani sesuai HPP.
– Mengoptimalkan peran Babinsa di lapangan untuk memantau pergerakan harga dan melaporkan setiap perubahan signifikan agar langkah intervensi cepat dapat diambil oleh pemerintah daerah.
– Berkoordinasi dengan pengepul dan pelaku usaha penggilingan padi untuk memastikan mekanisme pembelian yang lebih adil dan menguntungkan petani.
– Mengimbau para petani agar melakukan penjemuran gabah dengan baik guna menjaga kadar air dan mutu hasil panen sehingga tetap layak jual dengan harga sesuai ketentuan pemerintah.
*Penegasan dan Harapan*
Kodim 0103/Aceh Utara menegaskan bahwa kondisi penurunan harga ini bersifat sementara dan masih dalam batas wajar, mengingat faktor cuaca, kualitas hasil panen, serta belum optimalnya serapan Bulog di wilayah setempat.
Dandim 0103/Aceh Utara juga menyampaikan harapan agar seluruh pihak, baik instansi pemerintah, pelaku usaha pertanian, maupun masyarakat petani, dapat bersinergi dalam menjaga kestabilan harga gabah dan mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Aceh Utara.
“Kami terus berkomitmen untuk hadir bersama masyarakat, memastikan agar harga gabah di tingkat petani tetap sesuai dengan standar pemerintah, serta mendorong langkah-langkah konkret agar petani tidak mengalami kerugian,” ujar Dandim 0103/Aceh Utara.
Dengan kerja sama lintas sektor yang solid dan dukungan semua pihak, diharapkan harga gabah di wilayah Aceh Utara dapat segera stabil dan menguntungkan petani sebagai tulang punggung ketahanan pangan daerah. ( Lia Hambali)


































