Untuk Mencegah Stunting Pada Anak, Islam Kaffah Solusinya

LIA HAMBALI

- Redaksi

Kamis, 27 November 2025 - 22:20 WIB

5027 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Oleh : Halimatus sa’diah S.Pd

AgaraNews. Com // Problem stunting di Indonesia masih menjadi hal yang hangat di bicarakan, meskipun dengan prevalensi turun menjadi 19,8 % pada tahun 2024 namun masih menjadi tantangan yang signifikan. Hampir di seluruh wilayah di Indonesia terdapat kasus stunting, tak terkecuali di wilayah IKN, Kecamatan Sepaku. Stunting sendiri adalah masalah tumbuh kembang anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penyebab utamanya meliputi gizi ibu dan anak yang tidak mencukupi, sanitasi buruk, kemiskinan, dan kurangnya pendidikan orang tua. Adapun dampaknya bisa berupa keterlambatan perkembangan otak, kesulitan belajar, dan peningkatan risiko penyakit di masa depan. Upaya pencegahan dilakukan melalui intervensi spesifik dan sensitif, seperti pemberian tablet tambah darah untuk remaja dan ibu hamil, memastikan asupan gizi hewani bagi balita, dan pemeriksaan kehamilan rutin.

Di lansir dari Berandapost.com(07/11/2025), Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) memperkuat upaya pencegahan stunting bagi calon ibu dan keluarga rentan. Kegiatan melalui pelatihan kader, pendamping keluarga risiko stunting, serta pemberian makanan tinggi protein. Pelatihan tersebut berlangsung dalam Balai Desa Tengin Baru, Kecamatan Sepaku, Kamis (6/11/2025) kemarin.

Program ini berlangsung sejak 27 Oktober hingga 27 November 2025. Kegiatan menyasar seluruh desa pada Kecamatan Sepaku sebagai upaya peningkatan pengetahuan, perubahan perilaku, dan perbaikan pola konsumsi keluarga dalam mencegah risiko stunting sejak sebelum kelahiran.

Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN, Alimuddin, menekankan pentingnya peran kader sebagai agen perubahan pada tingkat komunitas. Kader tidak hanya berperan dalam pemenuhan gizi keluarga, tetapi juga menjadi teladan bagi masyarakat sekitar. Selain itu, pelatihan melibatkan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Otorita IKN sebagai mitra dalam penguatan edukasi keluarga, terutama terkait kesehatan perempuan dan persiapan kehamilan.

Penasehat DWP Otorita IKN, Kartika Basuki, menegaskan bahwa pencegahan stunting harus sejak dari masa remaja. Program ini menjadi bagian dari komitmen Otorita IKN dalam membangun masyarakat Nusantara yang sehat, berdaya, dan siap menyongsong Ibu Kota Politik tahun 2028.

Program ini sebenarnya bagus karena salah satu penyebab stunting adalah kurang pahamnya orang tua atas pemberian makanan bergizi untuk tumbuh kembang anak. Tetapi ada hal yang lebih harus diperhatikan sebenarnya yaitu kondisi ekonomi keluarga dan pemerintah seharusnya menetapkan kebijakan untuk meminimalkan atau menghilangkan kemiskinan.

Masalahnya saat ini sistem demokrasi kapitalisme meniscayakan kemiskinan terjadi karena negara lalai menjalankan fungsinya sebagai ra‘in (pengurus rakyat). Sistem demokrasi kapitalisme menyebabkan tingkat kemiskinan makin menjulang, pendapatan masyarakat rendah, lapangan kerja sempit, dan tingginya kenaikan harga pangan bergizi bagi keluarga.

Alhasil, kondisi ekonomi yang serba sulit mendorong peningkatan stunting dan gizi buruk. Oleh karena itu tidak bisa berharap pada progam pelatihan kader sedangkan support sistemnya tidak mendukung. Selain itu, SDM masyarakat menyongsong IKN tidak hanya dilihat dari sisi sehat bebas stunting tapi juga kualitas keahlian, kepribadian dan keimanan.

Berbeda dengan Islam, dalam Islam seorang pemimpin (Khalifah) adalah rain pengembala bagi rakyatnya. Islam akan menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat dengan baik. Pemimpin dalam negara akan menjalankan tugasnya dengan amanah, karena menyadari kepemimpinannya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Rasulullah saw. bersabda:

فَالأَمِيرُ الَّذِى عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Pemimpin adalah pihak yang berkewajiban memelihara urusan rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus.” (HR. Muslim).

Dalam sistem Islam, untuk mewujudkan kesejahteraan rakyatnya, negara akan menjamin terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, dan keamanan. Selain itu, negara akan mendistribusikan kekayaan alam secara merata ke seluruh pelosok negeri. Sehingga tidak akan terjadi kemiskinan atau ketimpangan sosial seperti saat ini.

Untuk mencegah terjadinya stunting, pusat pelayanan kesehatan akan memberikan konsultasi gizi dan penyuluhan gratis. Negara juga akan membangun pos-pos makanan untuk mengolah makanan lokal menjadi makanan yang memiliki kandungan gizi, ataupun memberikan bantuan seperti bahan makanan lainnya.

Sepanjang peradaban Islam tegak selama kurang lebih 13 abad lamanya, maka pengentasan kemiskinan bisa dilakukan. Dimulai dari masa Khulafaur Rasyidin sepeninggal Nabi hingga para khalifah setelahnya. Salah satu potret keberhasilan sistem Khilafah dalam memberantas kemiskinan adalah pada masa Khalifah Harun Al-Rasyid dari bani Abbasyiah. Pada masa beliau sangat sulit didapatkan warga miskin karena tingkat kemakmuran penduduknya merata.

Oleh karena itu, solusi dari persoalan stunting dan kemiskinan tidak lain dengan mencampakkan akar penyebabnya, yakni penerapan sistem kapitalisme. Berikutnya, terapkan sistem yang telah Allah SWT turunkan yaitu sistem Islam. Dengan kata lain, terapkan syariat Islam secara menyeluruh dalam semua aspek kehidupan. Hanya Islam yang mampu mengatasi semua problematika bahkan memberi kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya.      ( Lia Hambali)

Wallahu a’lam bisshowwab

Berita Terkait

Dandim 0209/Labuhanbatu Ikuti Rakor Penanganan Bencana Bersama Menko PMK
Yonzipur 1/DD Kerahkan Pasukan dan Alat Berat Bersihkan Longsor di Jalur Tarutung–Sibolga
Siaga Bencana, Danramil 01/AK Hadiri Rapat Koordinasi Perkembangan Situasi Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Labuhanbatu Utara
Siklon Tropis Senyar Berangsur Mereda, Aceh Kembali Cerah Berawan Sementara Sumatera Utara Bersiap Pulih dari Sisa Hujan
Dispenad Lakukan Asistensi ke Penrem 083/Baladhika Jaya, Danrem : Penguatan Penerangan Adalah Kunci Kepercayaan Publik
Yayasan Geretak Kabupaten Sambas Diskusi Interaktif Mewujudkan Generasi Muda Anti Narkoba
Diduga Libatkan Oknum DPRD Kabupaten Bekasi, Warga Cikarang Mengaku Jadi Korban Pengeroyokan di Restoran Shao Kao
LSM GEMPAR Sidoarjo “Gedor” Cabdin Pendidikan, Kasus Pengeluaran Siswa SMAN 1 Taman Disorot : Diduga Minim Transparansi

Berita Terkait

Kamis, 27 November 2025 - 23:50 WIB

Dandim 0209/Labuhanbatu Ikuti Rakor Penanganan Bencana Bersama Menko PMK

Kamis, 27 November 2025 - 23:45 WIB

Yonzipur 1/DD Kerahkan Pasukan dan Alat Berat Bersihkan Longsor di Jalur Tarutung–Sibolga

Kamis, 27 November 2025 - 23:38 WIB

Siaga Bencana, Danramil 01/AK Hadiri Rapat Koordinasi Perkembangan Situasi Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Labuhanbatu Utara

Kamis, 27 November 2025 - 23:11 WIB

Siklon Tropis Senyar Berangsur Mereda, Aceh Kembali Cerah Berawan Sementara Sumatera Utara Bersiap Pulih dari Sisa Hujan

Kamis, 27 November 2025 - 23:05 WIB

Dispenad Lakukan Asistensi ke Penrem 083/Baladhika Jaya, Danrem : Penguatan Penerangan Adalah Kunci Kepercayaan Publik

Kamis, 27 November 2025 - 22:57 WIB

Diduga Libatkan Oknum DPRD Kabupaten Bekasi, Warga Cikarang Mengaku Jadi Korban Pengeroyokan di Restoran Shao Kao

Kamis, 27 November 2025 - 22:54 WIB

LSM GEMPAR Sidoarjo “Gedor” Cabdin Pendidikan, Kasus Pengeluaran Siswa SMAN 1 Taman Disorot : Diduga Minim Transparansi

Kamis, 27 November 2025 - 22:51 WIB

Pemerintah Matangkan Formula Baru UMP 2026, Kenaikan Akan Gunakan Sistem Rentang

Berita Terbaru