Tanah Karo, AgaraNews . Com // Terkait beredarnya pemberitaan pemukulan terhadap seorang anak oleh orang tua murid yang terjadi di Yayasan Nurush Shohwah Pihak kemarin tanggal 05/12/2024, pihak Yayasan mengklarifikasi kejadian tersebut agar masalahnya tidak semakin berkembang.
Menanggapi kejadian yang menimpa salah seorang santri kami MDTA/SEMAJI
Cahaya Qur’an (nama tidak bisa kami sebutkan) dan kabar yang berkembang di media sosial. Kami dari pihak Yayasan
membuat pernyataan bahwasanya,
Pada tanggal 03 Desember 2024 salah satu santri kami benar telah mendapatkan tindakan kekerasan dari salah seorang orang tua santri MDTA/SEMAJI.
Tindakan tersebut dilakukan atas dasar kekesalan terhadap korban karena diduga kerap mengejek anak pelaku.
Tindakan kekerasan adalah hal yang tidak dibenarkan oleh hukum yang dilakukan oleh siapapun. Apalagi dilakukan oleh pihak eksternal Madrasah disaat jam belajar berlangsung tanpa adanya konfirmasi dan koordinasi terlebih dahulu kepada pihak Madrasah / guru.
Kami Yayasan Nurush Shohwah mengecam tindakan yang terjadi di Madrasah kami dan kami berdiri bersama korban. Hal ini sudah kami tunjukan saat sebelum terjadi tindak kekerasan pihak guru berdiri dan merangkul korban.
Tindakan tersebut terjadi saat guru masih dalam posisi merangkul pundak korban, namun kejadian tersebut terjadi dalam hitungan detik sehingga guru tidak sempat menepis tangan pelaku. Pasca kejadian tersebut seorang guru langsung menjauhkan korban dari pelaku.
Atas kejadian tersebut korban langsung ditangani dan diberikan pertolongan pertama oleh guru di Madrasah, sementara satu guru lain menemui pelaku untuk mempertanyakan sebab musabab kejadian kekerasan tersebut.
Menanggapi kejadian tersebut pihak Yayasan membawa korban dan saksi, langsung mendatangi rumah pelaku pasca kejadian yang disaksikan oleh beberapa warga setempat yang kami minta untuk menunjukkan rumah pelaku.
Di rumah pelaku kami dapati pelaku beserta keluarga lainnya lalu kami memberi peringatan juga teguran secara tegas kepada pelaku. Saat proses tersebut berlangsung pelaku menyampaikan permintaan maaf kepada korban, Madrasah, juga santri lainnya yang menyaksikan kejadian tersebut.
Pelaku juga menyampaikan bersedia mengikuti alur yang akan berjalan dengan perantara Yayasan.
Sebagai bentuk rasa tanggung jawab kami, beranjak dari rumah pelaku kami mengantarkan korban ke rumahnya langsung. Di rumah korban kami bertemu dengan ibu korban. Kami menyampaikan dengan runut kronologi kejadian kepada ibu korban. Selama proses penyampaian kronologi berlangsung, ibu korban menerima pernyataan kami dengan baik
Pukul 18.18 Wib hampir seluruh keluarga besar korban datang ke Aula Shohwah untuk menyampaikan rasa keberatan yang terjadi kepada anak, keponakan, dan cucunya. Keluarga korban mendesak untuk melakukan mediasi pada waktu itu juga. Kami sebagai Yayasan memfasilitasi permintaan tersebut dengan menjemput pelaku ke rumahnya. Proses mediasi berlangsung cukup lama hingga pukul 21.00 WIB dengan hasil mediasi yaitu ;
1. Pelaku akan bertanggung jawab dengan membawa korban untuk melakukan pemeriksaan lanjut. Dengan lokasi pemeriksaan medis sesuai permintaan keluarga korban.
2. Pelaku diminta untuk meminta maaf dihadapan seluruh santri dan tenaga pendidik di Madrasah yang didokumentasikan.
3. Keluarga korban meminta izin langsung kepada ketua Yayasan untuk melaksanakan
“upah-upah” kepada korban dihadapan seluruh santri dan tenaga pendidik Madrasah yang langsung disetujui oleh ketua Yayasan. (kejadian ini berlangsung saat pemeriksaan medis berlangsung yang disaksikan oleh bibi, nenek, dan ibu korban).
Hasil mediasi yang telah disepakati kedua belah pihak maka pada malam itu keduanya sepakat untuk saling memaafkan. Sebelum berangkat untuk pemeriksaan medis, pelaku, korban, beserta pegawai Yayasan bersalam-salaman dan berpelukan sebagai bentuk bahwa kejadian ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
Sesuai hasil mediasi, korban dibawa oleh pelaku didampingi keluarga serta ketua Yayasan menuju ke Pukesmas Berastagi. Awalnya keluarga korban meminta kepada pihak tenaga
medis untuk melakukan visum ecepentrum, namun hal ini tidak disanggupi oleh pihak tenaga medis karena harus mengikuti prosedur yang berlaku.
Meskipun begitu pihak medis tetap memeriksa korban dan dinyatakan untuk saat itu tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan.
Selain itu korban dibekali obat dan vitamin oleh tenaga medis.
Kami menyadari kejadian yang terjadi di lembaga kami merupakan akibat kurangnya komunikasi antara guru dan orang tua.
Dari lubuk hati kami yang terdalam, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian ini. Untuk mencegah hal serupa agar tidak terjadi lagi dikemudian hari, kami telah memperketat peraturan dan tata tertib yang ada di Madrasah.
Yayasan juga akan menindak tegas pelaku bullying di lingkungan Madrasah.
Kami sangat menyayangkan terkait kabar yang berkembang dengan narasi bahwa Yayasan disebut lamban dan kurang tanggap, juga adanya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tanpa meminta konfirmasi yang berimbang baik di sosial media dan di tengah masyarakat kota Berastagi.
Karena kabar yang beredar hanya dari sebelah pihak tanpa adanya tabayyun (agar informasi berimbang dari kedua belah pihak) dan hal ini sangat merugikan pihak Yayasan.
Atas pengertian dan dukungan seluruh ayah/bunda selaku bagian dari keluarga Yayasan
Nurush Shohwah Berastagi, kami sampaikan terimakasih banyak.
Jazakumullah khoir ahsanul jaza’
Barokallah flikum, ujar pihak Yayasan yang diwakili Syifa Nabilla, S.I.Kom, kepada awak media melalui keterangan tertulisnya Jumat 06/12/2023/4 di Berastagi. ( Donal/Lia Hambali)