PATI – AGARANEWS.COM Dugaan kecurangan kecurangan pengisian perades di kabupaten semakin terkuak .
Setelah adanya laporan dari salah satu calon di desa sunggingwarno kecamatan gabus yang sampai viral di medsos medsos kini terkuak lagi adanya temuan kecurangan pengisian perangkat desa yang di duga sampai adanya intimidasi dari sejumlah oknum pemerintahan desa dan dugaan camat juga ikut terlibat .
Sungguh fantastis birokrasi di pemerintahan kabupaten Pati ini .
Begitu kentalnya jiwa kolonialisme masih di lestarikan . Bahkan demi sebuah ambisi kekuasaan pun tega berbuat sejauh itu .
Mari kita kupas di bedah redaksi Jawatengah kali ini
Kejadian yang sangat heboh di tiktok dan sejumlah media masa yang mengundang dan menyulut kemarahan nitizen adalah adanya intimidasi dari pemerintahan desa yang memaksa mundur mundur calon kamituwo saudara Slamet riyadi bahkan sampai harus menandatangani disaksikan beberapa oknum kades dan camat wedarijaksa dan dikasih kompensasi 200 juta .
Dengan adanya itu akhirnya Ratusan warga Dukuh Tapen, Desa Tawangharjo, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati mendemo kepala desanya sendiri pada Kamis (7/11). Hal itu dikarenakan kepala dusun Tapen yang terpilih yakni Selamet Riyadi diduga diintimidasi untuk mundur dari rekrutmen perangkat desa.
Massa yang datang ke kantor balai desa tampak membawa spanduk berisi sejumlah kritikan. Seperti “Wong Tapen Butuh Keadilan”, “Selamet Ora Kamituwo Kades Lengser”, hingga “Selamet Kamituwoku”.
Wakhid, salah seorang perwakilan massa menyebut aksi itu dilakukan untuk mendampingi Selamet Riyadi supaya bisa menjadi kepala dusun Tapen.
Mereka bahkan mengaku siap mendampingi hingga Selamet dilantik.
Diapun menyebut warga desanya marah karena Selamet diduga mendapat intimidasi untuk mundur setelah terpilih sebagai Kadus Tapen. Ia pun mengancam akan melalukan aksi yang lebih besar lagi jika Selamet tidak dilantik.
“Tapi kalau mas Selamet tidak dilantik menjadi Kadus Dukuh Tapen kami warga Tapen siap mengawal dan mengeluarkan masa seluruh warga Dukuh Tapen,” tegasnya.
Kasus itu bermula saat Selamet mengikuti rekrutmen perangkat desa untuk formasi Kadus Tapen. Dia mendapatkan poin tertinggi dari dua calon lainnya.
Hasil ini telah diumumkan di Balai Desa setempat pada Senin (4/11), setelah sebelumnya diadakan tes pada Jumat (1/11) di Semarang.
Hanya saja Selamet mengaku sempat diiming-iming imbalan Rp 200 juta untuk mundur.
Peristiwa itu terjadi di punden Singo Padu pada Rabu (6/11) sore. Ternyata di lokasi menurutnya ada camat hingga beberapa kepala desa.
“Beliau mengutarakan pertama lanjut sebagai kadus Tapen Tawangharjo yang kedua mundur menjadi kadus sebagai gantinya besok ada pemilihan perangkat kasi pelayanan itu direkomendasikan sama pak inggi. Dan juga sebagai ketidakseimbangannya mendapatkan uang Rp 200 juta,” cerita Slamet.
Hal itu pulalah yang membuat pihak keluarganya tidak menerima dan menggelar aksi tersebut.
Seusai aksi itu warga kemudian mengembalikan uang Rp 210 juta yang ditaruh dalam kardus untuk dikembalikan kepada Kepala Desa Tawangharjo Sudarmono.
Sementara itu, Kades Tawangharjo, Sudarmono dihadapan perwakilan massa aksi hanya meminta maaf atas ketidaknyamanan masyarakat.
Dari rentetan alur desa Tawangharjo ini menunjukkan betapa buruknya birokrasi pemerintahan di kabupaten Pati ini .dan lemahnya pengawasan .
Bisa jadi bila diusut satu persatu ada kemungkinan pengisian perangkat ini di jadikan jual beli jabatan berjamaah oleh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab .
Saat diklarifikasi lewat whatsaap PJ bupati Pati sudjarwanto juga enggan berpendapat seolah olah menutupi adanya praktek praktek dari oknum oknum yang tidak bertanggung jawab.
Reporter : NN, SPN
Sumber. : liputan
Editor. : TE JATENG