Medan, AgaraNews. Com // Meningkatnya jumlah penumpang bus pada musim Natal tahun 2024 dan jelang tahun baru tahun 2025 hendaknya menjadi perhatian dan peringatan bagi pengusaha angkutan umum untuk memberikan pelayanan yang lebih baik lagi. Jangan hanya karena ramainya penumpang hingga pihak perusahaan bus bisa semena-mena dengan kenyamanan penumpang,.itulah yang dikeluhkan, Lisnarti seorang ibu penumpang ” Bus Paimaham ” dari Kota Kepahiang – Medan, kepada Redaksi Media ini, Sabtu 21/12/2024 di Loket Bus Paimaham, Jalan AH. Nasution, Medan
Lis menceritakan, dari awal pembelian tiket di Loket Bus Paimaham Kepahiang ia sudah merasa kesal, bagaimana tidak sehari sebelumnya dia memesan tiket, Kepahiang – Medan, dengan kesepakatan harga tiket Rp 500.000/orang, lalu ia memesan tiket dua kursi. Namun ketika sampai di Loket pada Kamis 19/12/2024, petugas Loket mengatakan ongkos naik menjadi Rp 600.000, tentu Lia tidak mau membayar Rp 1.200.000 dua bangku, kalau harus menambah lebih baik saya pindah ke bus lain, jelasnya Akhirnya Lis sesuai kesepakatan awal dengan membayar Rp 1.000.000 untuk dua bangku, Tapi karena dia bertiga dengan anaknya yang satu masih dibawah umur, lagi – lagi pihak Loket meminta anaknya yang dibawah umur bayar setengah dari harga tiket, kalau tidak anaknya duduk saja dibangku kecil didekat sopir, pertengkaran kembali terjadi karena pihak Loket mau menaikan penumpang lain duduk disalah satu bangku yang telah Lis pesan.
Padahal dua bangku tersebut sudah dibayar mau dia duduk 5 orang, 3 orang yang penting kedua bangku yang sudah dibayar tentu tidak bisa diisi dengan penumpang lain. Akhirnya pihak bus tidak jadi menaruh penumpang dibangku tersebut.
Kekecewaan Lis tidak hanya sampai disitu, perjalanan dari Kepahiang – Medan yang seharunya hanya ditempuh 36 jam, tapi kenyataannya 48 jam, bagaimana tidak berangkat dari Kepahiang hari Kamis 19/12 pukul 11.30 tiba di Medan Sabtu 21/12 pukul 4.30 WIB. Lanjutnya, karena lamanya di jalan, sampai ada beberapa penumpang yang turun, seperti satu keluarga tujuan Aceh, mereka turun di Pekan Baru, dan ada lagi penumpang tujuan Siantar diturunkan di jalan yang sepi hingga dia memaki-maki pihak bus, pokoknya sedihlah, saya kapok naik ” Bus Paimaham”, pulang ke Kepahiang nanti saya naik bus lain ajalah, tutup Lis.
Kejadian seperti yang diceritakan penumpang diatas merupakan warning bagi pengusaha angkutan umum. Kalau pelayanan kurang baik maka otomatis orang akan meninggalkan kendaraan tersebut . “Ke depan, mereka harus meningkatkan pelayanan,” kata penumpang lain menimpali.
Sementara pihak Bus Paimaham ketika mau dikonfirmasi awak media ini, hanya diam seribu bahasa dan berlalu tanpa merespon apa – apa.( Lia Hambali)